MAGELANG, Jowonews.com — Awak angkutan Kota Magelang, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Forum Komunikasi Awak Angkutan Magelang (Forkam) merasa keberatan dengan hadirnya usaha ojek online berbasis aplikasi (Gojek) di Kota Magelang.
Ketua Forkam, Darsono, di Magelang, Senin (31/7), mengatakan dengan adanya ojek online tersebut telah menurunkan jumlah penumpang angkutan umum cukup signifikan.
Keluhan tersebut disampaikan sejumlah anggota Forkam ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Magelang dan diterima oleh Kepala Dishub Kota Magelang, Suryantoro.
Menurut dia sebelum adanya Gojek, jumlah penumpang hanya mencapai sekitar 40 persen.”Setelah ada Gojek, jumlah penumpang kami semakin turun, karena banyak penumpang yang beralih ke Gojek. Tidak hanya angkutan kota, taksi juga mengalami hal serupa. Maka, kami minta Dishub untuk menutup Gojek secepatnya,” katanya.
Ia menuturkan Forkam juga menyampaikan protes kepada Dishub, karena banyak pengemudi Gojek yang ngetem sembarangan, antara lain di halte, gang yang biasanya tempat angkot dan taksi, dan tempat-tempat strategis lainnya.
“Kami sering menjumpai Gojek ngetem di halte, tempat kami menaikkan dan menurunkan penumpang. Juga di gang yang biasa kami ambil penumpang. Bahkan, anak sekolah pun sekarang pakai Gojek, padahal mereka penumpang kami terbanyak,” katanya.
Ia mengatakan dalam aspirasi tersebut pihaknya tidak memberikan pilihan lain kecuali Gojek harus tutup.Ia mencontohkan Kota Salatiga yang sudah berhasil menutup Gojek, karena banyak diprotes awak angkutan.
“Kami tidak memberi pilihan Gojek hanya beroperasi malam hari atau kapan saja, kami hanya ingin Gojek ditutup. Di Salatiga saja bisa, kenapa di Kota Magelang tidak bisa,” katanya. (jwn5/ant)