TEMANGGUNG, Jowonews.com – Masyarakat Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, hingga minggu ketiga Juli 2017 belum ada yang mengajukan permintaan bantuan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat meskipun telah memasuki musim kemarau.
“Sampai sekarang belum ada surat permintaan bantuan air bersih dari daerah rawan kekeringan,” kata Kasi Penanganan Darurat dan Logistik, BPBD Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi di Temanggung, Senin.
Ia mengatakan, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang, musim kemarau terjadi selama kurang lebih empat bulan.
“Prakiraan musim kemarau terjadi mulai bulan Juli hingga Oktober 2017,” katanya.
Meskipun bulan Juli ini memasuki kemarau, katanya ternyata di Temanggung masih terjadi hujan beberapa kali sehingga mata air belum mengering.
Ia mengatakan guna mengantisipasi kekeringan musim kemarau tahun ini BPBD Kabupaten Temanggung telah menyiapkan sebanyak 300 hingga 350 tangki air bersih. Jumlah ini masih bisa bertambah manakala saat musim kemarau nanti ternyata jumlah tersebut belum mencukupi kebutuhan air bersih.
“Anggaran untuk 300-350 tangki air bersih ini dari APBD Kabupaten Temanggung, seandainya belum mencukupi, kami akan mengajukan permintaan bantuan ke Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB),” katanya.
Berdasarkan pemetakan, katanya terdapat 14 Kecamatan di Temanggung berpotensi mengalami kekurangan air bersih, yakni Kecamatan Tretep, Kaloran, Kandangan, Kranggan, Candiroto, Bulu, Pringsurat, Jumo, Kedu, Selopampang, Gemawang, Tlogomulyo, Kledung dan Bejen.
Ia mengatakan pengalaman tahun 2015 dari ke 14 kecamatan tersebut, daerah paling berpotensi mengalami kekurangan air bersih ada 11 Kecamatan, 22 Desa dan 82 Dusun. Sedangkan pada 2016 tidak ada daerah yang mengalami kekeringan, karena hujan terjadi hampir sepanjang tahun. (JWN3/Ant)