Pati, Jowonews.com – Permintaan para petani yang disampaikan dalam rapat penanggulangan kebocoran Waduk Gunung Rowo di UPT DPU Wilayah Juwana di Wedarijaksa beberapa hari yang lalu segera direspon Bupati. Ketika itu para petani meminta pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana untuk melakukan perbaikan sekaligus pengerukan endapan waduk. Adanya endapan dianggap petani mengurangi volume tampung air irigasi yang mengalir ke persawahan.
Sayangnya, pihak BBWS Pemali Juwana saat itu tidak berani menjanjikan adanya pengerukan. Mereka beralasan belum ada anggaran, karena APBN sudah terlanjur disahkan sehingga harus menunggu usulan untuk tahun depan.
“Ini saja untuk perbaikan waduk kami pakai pos anggaran bencana. Kalau untuk pengerukan butuh kajian lebih lanjut. Karena secara perhitungan ekonomis, transportasi untuk mengangkut endapan lumpur ke area pembuangan butuh dana yang tak sedikit, belum lagi belum ada tanah kosong yang bisa menampungnya”, ungkap Bambang Astoto, Kabid Pelaksana Jaringan Sumber Air BBWS Pemali Juwana, saat rapat beberapa hari lalu.
Menyikapi hal itu Bupati berusaha untuk menyiapkan tanah kosong guna menampung tanah hasil pengerukan. “Kalau kita umumkan ada tanah urug yang bisa diambil secara gratis kan justru malah mereka berbondong bondong sendiri mengambil tanahnya”, imbuh Haryanto di sela-sela kunjungan Bupati Pati Saat memantau kondisi terakhir waduk Gunung Rowo, Senin (9/3).
Ia pun menekankan kembali, meski pengelolaan waduk tersebut merupakan ranah pemerintah pusat namun pihaknya merasa perlu untuk mengawal proses renovasinya hingga tuntas. “Apapun yang menguntungkan produktivitas pertanian Kabupaten Pati akan saya perjuangan”, janjinya.
Hingga berita ini diturunkan menurut Haryanto, volume waduk tinggal 150 ribu kubik dan diperkirakan akan surut sepenuhnya pada Rabu depan. “Setelah itu tim ahli dari pusat akan memulai investigasinya”, pungkas Bupati. (JN04)
