Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Cilacap Diguncang Gempa, Tak Ada Kerusakan

CILACAP, Jowonews.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Tengah, memastikan tidak ada kerusakan bangunan akibat gempa bumi yang mengguncang kabupaten itu pada Kamis (3/8) malam.

“Hingga pagi ini, tidak ada laporan dari masyarakat mengenai dampak dari gempa tersebut. Hal itu kami ketahui berdasarkan laporan dari para camat di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Cilacap,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Tri Komara Sidhy di Cilacap, Jumat (4/8).

Ia mengatakan berdasarkan pantauan dan pengamatan BPBD Cilacap, masyarakat yang bermukim di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Cilacap tetap tenang dan kondusif.

Menurut dia, hal itu disebabkan tidak adanya kenaikan gelombang laut pascaterjadinya gempa.

“Air laut masih normal,” katanya.

Seperti diwartakan, gempa berkekuatan 5,3 Skala Richter mengguncang Kabupaten Cilacap pada hari Kamis (3/8), pukul 23.14 WIB.

Gempa tektonik tersebut berpusat di 8,41 lintang selatan dan 108,99 bujur timur atau 79 kilometer barat daya Cilacap dengan kedalaman 22 kilometer serta tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Berdasarkan siaran pers mengenai hasil analisis dan pembaruan data yang dikeluarkan oleh Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang dirasakan hingga Yogyakarta itu berkekuatan M 5,0 (Magnitudo 5,0).

Pusat gempa berada di laut pada koordinat 8,36 lintang selatan dan 108,99 bujur timur atau pada jarak 73 kilometer barat daya Cilacap dengan kedalaman 62 kilometer.

Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa berupa guncangan dirasakan di daerah Pacitan dalam skala intensitas I SIG-BMKG (II MMI).

Sementara di Cilacap, Kulon Progo, Bantul, Yogyakarta, Kebumen, dan Pangandaran guncangan terjadi dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI).

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Moch. Riyadi mengatakan jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi berkedalaman menengah akibat aktivitas subduksi lempeng.

“Oleh karena gempa tersebut memiliki kedalaman menengah, maka spektrum guncangan terjadi pada wilayah yang luas mencakup daerah Pangandaran hingga Pacitan,” katanya.

Menurut dia, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault).

“Patut disyukuri bahwa meskipun gempa bumi ini terjadi di laut dengan mekanisme sumber sesar naik tetapi hasil pemodelan menunjukkan tidak berpotensi tsunami,” katanya.

Ia mengatakan berdasarkan pemantauan BMKG hingga hari Jumat (4/8), pukul 00.10 WIB, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat di wilayah selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.(jwn4/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...