SEMARANG, Jowonews.com – Ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Tengah sungguh nyata karena dalam waktu 2 bulan saja sepanjang tahun 2020, penyakit berbahaya ini sudah merenggut 17 nyawa.
Oleh karena itu, jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah bersama kabupaten/kota setempat menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk serta jentik nyamuk guna mengantisipasi meningkatnya jumlah pasien penderita DBD.
“Penanggulangan DBD yang paling tepat dan sederhana adalah melakukan tindakan preventif berupa pemberantasan sarang nyamuk serta jentik nyamuk dengan melibatkan juru pemantau jentik di tiap rumah, sekolah, maupun kantor,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo di Semarang, Rabu.
Ia menyebutkan jumlah pasien penderita DBD di Jateng pada periode Januari 2020 hingga awal Maret 2020 tercatat sebanyak 1.227 orang, 17 orang di antaranya meninggal dunia. atau 3,53 kasus per 100 ribu jiwa penduduk.
Dari 35 kabupaten/kota se-Jateng, jumlah pasien DBD terbanyak di Kabupaten Cilacap dengan 146 kasus dan dua kematian, kemudian Kabupaten Jepara 104 kasus, dan Kota Semarang 85 kasus.
“Penyebaran penyakit DBD di Jateng hampir merata di 35 kabupaten/kota,” ujarnya.
Menurut dia, jumlah pasien DBD di Jateng tiap tahun cenderung mengalami kenaikan mulai Oktober hingga puncaknya pada Februari dan Maret.
“Setelah itu akan turun pada April, lalu Oktober naik lagi, begitu terus. Yang perlu diwaspadai saat ini kita masuk siklus 10 tahunan DBD. Tahun ini semoga kecenderungannya menurun,” katanya.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Wongsonegoro Semarang Eko Krisnarto mengatakan bahwa pihaknya sudah merawat 182 pasien DBD pada Januari-Maret 2020.
“Pada Januari 2020 kami merawat 59 pasien DBD, Februari 92 pasien DBD, dan Maret 31 pasien DBD,” ujarnya.(jwn5/udi)