UNGARAN, Jowonews.com – Enam bulan pandemi Covid-19 menghantui Indonesia, industri farmasi dan herbal Indonesia didorong untuk melakukan riset dan berinovasi menangani Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Anggota DPRD Komisi E DPRD Provinsi Jateng Ida Nurul Farida, mengingat tingginya minat warga Indonesia terkait obat tradisional.
“Pertumbuhan industri obat herbal pada 2019 sampai 6 persen, diatas pertumbuhan ekonomi nasional. Ini menarik, apalagi beberapa waktu lalu Kementan merilis kalau kayu putih (eucalyptus) efektif tangkal Corona,”ungkap Politikus PKS, kemarin.
Ia menggambarkan Indonesia memiliki potensi besar untuk peningkatan produksi herbal. Sehingga, mampu untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi serta membuka akses kemitraan untuk kelompok masyarakat.
“Ini (riset dan inovasi) kalau sukses bisa meningkatkan ekonomi, tenaga kerja jelas akan dibutuhkan dan terjamin hidupnya. Masyarakat bisa merasa aman terhadap Covid-19. Herbal kita luar biasa, kayu putih di Boyolali banyak,” katanya, usai pertemuan Komisi E DPRD Jateng dengan jajaran manajemen PT Sido Muncul.
Perihal penanganan pencegahan Covid-19 di lingkup pabrik, Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jateng Abdul Aziz mengajak seluruh stakeholder terkait untuk memastikan ketersediaan sarana dan prasarana. Hal tersebut disampaikannya dengan bercermin dari adanya temuan salah satu puskesmas di Grobogan kehabisan alat rapid test.
“Setidaknya, alat ini ada dulu di pabrik. Sehingga, jika terjadi kasus seperti di Grobogan, pabrik bisa segera ambil langkah. Apalagi di PT Sido Muncul ini ada tiga ribuan karyawan, tidak ada yang dirumahkan atau sift WFH (work from home),” jelas.
Menanggapi hal itu, Kepala Human Resource PT Sido Muncul Nunung Lely menjelaskan bahwa kesehatan dan kebugaran karyawan menjadi perhatian khusus. Karena, salah satu cara terjangkit Covid-19 karena turunnya kesehatan.
“Kami berikan suplemen vitamin dan obat-obatan herbal untuk karyawan. Jadi, diharapkan karyawan tetap sehat dan menekan kemungkinan terjangkit,” jelas Nunung.(udi)