SLEMAN – Komisi E DPRD Jateng berkunjung ke BPBD Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Rabu (5/4/2023). Kunjungan itu dilakukan guna bertukar informasi mengenai pengelolaan kebencanaan khususnya kegunungapian. Kabupaten Sleman, bersama Magelang dan Boyolali masuk dalam lingkaran api (ring of fire) Gunung Merapi. Dengan demikian budaya masyarakat, penanggulangan bencana, pengelolaan sukarelawan perlu dipersiapkan dengan baik.
Dalam pertemuan tersebut, Marwan, selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menyampaikan Badan Geologi telah menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga sejak 5 November 2020. Saat ini Gunung Merapi memiliki dua kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 13 Januari 2023 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.7 juta m3 dan kubah tengah sebesar 2.4 juta m3. Kedua kubah lava ini apabila longsor secara masif berpotensi menimbulkan awan panas sejauh maksimal 7 km ke arah barat daya dan 5 km ke arah selatan-tenggara.
“Kami ada rencana kontigensi, terburuk kalau kubah tengah tadi itu sudah mencapai 10 juta m3 dengan perkiraan longsor sejauh 9 km. Termasuk juga ada potensi ke arah Jawa Tengah volumenya 8,7 juta m3. Kalau ada kondisi ekstrim akan longsor 2,5 juta m3,” ungkapnya.
Marwan menambahkan, dalam rangka kesiapsiagaan pihaknya sudah menyiapkan 33 lokasi early warning system (system peringatan dini) yang terpasang beserta penjaganya. Untuk barak pengungsian ada 30 lokasi yang berada di jarak 17 km dari puncak Merapi. Semua desa di sekitar Merapi sudah desa tangguh bencana.
“Kemudian ada sister school atau paseduluran sekolah. Sudah kita bagi, kalua ada bencana maka dibagi antara sekolah terdadmpak dan penyangga. Masuk pagi dan sore, sekolah darurat adi tidak boleh libur. Kita juga siapkan bilik mesra dan penitipan hewan peliharaan” ungkapnya.
Di Kabupaten Sleman, tambahnya, terdapat 72 komunitas sukarelawan dengan anggotanya 2.438 orang. Sebanyak 1.732 sukarelawan sudah terasuransi BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan. Komunitas sukarelawan tersebut sudah mandiri, BPBD hanya berperan memfasilitasi pertemuan dan peningkatan kecakapan relawan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid meyampaikan pihaknya banyak belajar mengenai cara adaptasi masyarakat, penanggulangan bencana, hingga berkah yang diperoleh masyarakat dari erupsi Merapi. Masyarakat Sleman punya slogan sakmadyo nanging ora nyepeleake. Itu adalah istilah dimana mereka bergandengan dengan alam dan lingkungan sekitar Gunung Merapi.
“Masyarakat sudah tertata, barak sudah tertata, edukasi sudah tertata, desa tangga bencana, karangtaruna tanggap bencana sudah tertata. Sehingga bagus implikasi kehidupan Merapi bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Sleman,” ungkapnya.