Jowonews

Logo Jowonews Brown

Ditolak Petani, Pembuatan Sirkuit Balap Motor di Temanggung Dibatalkan

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Pembuatan sirkuit balap sepeda motor di lahan Pemerintah Kabupaten Temanggung di Dusun Klimbungan, Desa Karanggedong, Ngadirejo, Temanggung dibatalkan karena petani pengolah lahan tidak menyetujuinya.

Ketua Federasi Olahraga Balap Motor (FOBM) Ahmad Saryono di Temanggung, Kamis, mengatakan tidak ada titik temu antara petani penggarap dengan FOBM, sehingga dengan berbagai pertimbangan pembuatan sirkuit dibatalkan.

Sebelumnya sejumlah pejabat telah diundang oleh panitia kejuaraan Grasstrack dan Motorcross 2019 Piala Bupati Temanggung untuk menghadiri pembukaan sirkuit pada Jam 09.00 WIB. Mereka di antaranya Dandim 0706 Temanggung dan Kapolres Temanggung. Surat bernomor 04/FOBM/X/2019 tertanggal 4 November 2019 yang ditandatangani Ketua FOBM Ahmad Saryono.

“Rencana memang di lahan milik Pemkab Temanggung di Klimbungan, tetapi petani penggarap tidak menyetujui sehingga dibatalkan,” katanya.

Musyawarah diikuti perwakilan petani pengolah lahan, Kadus Klimbungan Sabar, Kapolsek Ngadirejo Marimin, Pendamping Pengelola Lahan Desa Karanggedong Nur Sholiqin dan perwakilan dari PD Aneka Usaha.

Musyawarah berjalan alot, FOBM menginginkan sirkuit di lokasi tersebut dengan alasan telah mendapat restu bupati, meskipun ada sejumlah lokasi yang bisa dijadikan ajang pertandingan.

Selain itu, publikasi sudah tersebar. FOBM berusaha merayu petani dan akan mengembalikan lahan yang rusak akibat kegiatan dan parkir akan dikelola pemuda setempat.

Menurut dia, kejuaraan grasstrack dipilih di Klimbungan karena merupakan lahan milik pemkab yang selama ini dikelola PD Aneka Usaha.

“Rupanya lahan ada yang dikelola petani, sementara petani tidak mau lahan rusak,” katanya.

Petani bersikukuh kegiatan tersebut akan merusak lahan produktif yang telah dikelola selama ini dan masih ada tempat lain yang bisa digunakan di Temanggung. Penunjukkan lokasi sejauh ini tidak ada pemberitahuan serta persetujuan warga, meskipun itu sudah diputuskan bupati.

BACA JUGA  Petani Didorong Tingkatkan Mutu Tanah

Petani penggarap, Yanto mengatakan petani telah mengeluarkan banyak dana untuk mengubah lahan tandus menjadi produktif yang kini ditanami Jambu dan hortikultura. Petani mengikuti saja untuk apa lahan digunakan sesuai keinginan pemkab selaku pemilik tetapi harus untuk pendidikan bukan sirkuit balap motor.

“Lahan ini diamanatkan oleh bupati-bupati terdahulu untuk lahan pendidikan, bukan grasstrack sehingga kami menolaknya,” katanya.

Ia mengatakan panitia penyelenggara maupun Bupati Al Khadziq sepengetahuannya tidak membicarakan pengalihan lahan menjadi arena balap motor pada petani penggarap dan warga di Desa Karanggedong. Padahal untuk penyelengaraan kegiatan seperti itu harus ada pembahasan dengan lingkungan.  (jwn5/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...