KLATEN, Jowonews- Universitas Diponegoro (Undip) mendorong para perajin batik tulis di Bayat, Klaten untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas produksi serta menejemen berbasis ekspor.
Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan pengabdian skim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) pada bulan Oktober ini.
Sejumlah dosen Undip dalam tim pengabdian
menyusun langkah kerja untuk kegiatan pengabdian tersebut. Yakni meliputi pendalaman menejemen pengelolaan perusahaan terutama pada aliran bahan atau barang dan keuangan.
Mereka mendampingi para perajin industri batik tulis skala industri kecil dan rumah tangga. Salah satunya yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Putri Kawung, kelompok batik tulis binaan pemerintah daerah kabupaten Klaten.
“Potensi ekonomi industri batik tulis di Kelurahan Jarum, Bayat ini cukup besar. Di sini berkembang wisata religi, sehingga menjadi pusat keramaian yang bisa menyokong industri batik berkembang,” ujar Dr Seno dari Undip dalam keterangan persnya yang diterima Jowonews, Selasa (26/10).
Selain itu, kualitas produksi industri batik tulisnya juga sudah relatif baik. Hal ini karena membatik merupakan keahlian turun-temurun dan ditekuni sejak kecil atau remaja sehingga kualitas produk relatif baik, terangnya.
Modifikasi Alat Produksi
Menurut kajian tim Undip, untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas, beberapa peralatan produksi perlu dimodifikasi atau disempurnakan. Yakni meliputi peralatan perancangan (desain) dan gambar (drafting), teknik membatik, pewarnaan, perendaman, pelorotan, pengeringan dan finishing (pengepakan).
Adapun terkait peningkatan manejemen perusahaan diarahkan pada pengaturan aliran bahan, proses produksi, menejemen kontrol kualitas, pemasaran, permodalan dan keuangan.
“Pemasaran produk diarahkan pada pasar domestik terutama kota-kota besar (wisata) meliputi Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Denpasar. Sementara peningkatan sumberdaya manusia diarahkan pada teknik membatik serta pengelolaan perusahaaan,” cetusnya.
Kehadiran industri batik tulis di Bayat ini telah membuka kesempatan kerja bagi masyarakat. Ada sekitar dua puluhan industri batik tulis di sana. Masing-masing didukung sekitar 20 sampai dengan 50 orang perajin batik.