BATAM, Jowonews.com – Berdasarkan catatan Kementerian Agama Kantor Wilayah Kepulauan Riau, sekitar 10 persen dari seluruh pernikahan yang dilaksanakan di provinsi itu berujung perceraian.
“Catatan menunjukkan rata-rata pernikahan di Kepri sebanyak 4.200 pasang per tahun, namun ironisnya sebanyak 10 persen bercerai,” kata Kepala Kantor Kemenag Kepri Marwin Djamal dalam siaran pers di Batam, Kepulauan Riau, Kamis.
Marwin menambahkan, dari seluruh perceraian, 60 persen di antaranya terjadi karena dipicu gugatan istri.
Untuk meminimalkan angka perceraian, Kemenag memberikan pelatihan pernikahan kepada calon pengantin.
“Paradigma yang harus dikembangkan adalah pernikahan adalah peristiwa yang terjadi sekali seumur hidup dan menjadi sejarah, sekali seumur hidup,” katanya.
Marwin mengingatkan, menikah bertujuan untuk mewujudkan keluarga sakinah.
Ia menjelaskan keluarga sakinah adalah keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan dasar secara layak dan seimbang baik materiil maupun spiritual, diliputi suasana yang penuh dengan kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannya dengan selaras.
“Teladani rumah tangga Rasulullah. Pesan saya jangan sekali-kali membanding-bandingkan pasangan hidup kita dengan orang lain. Yakini dan syukuri bahwa itulah pasangan hidup kita yang terbaik yang telah diberikan oleh Allah SWT,” kata dia.
Kanwil Kemenag Kepri menyelenggarakan bimbingan kursus pra nikah bagi pengurus Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) yang diikuti delapan orang konselor dari Batam, empat orang Tanjungpinang, enam orang Bintan, lima orang Karimun, limma orang Lingga dan seorang masing-masing dari Natuna dan Anambas.
“Tujuannya adalah menjadikan pengurus BP4 seorang konselor yang memiliki keahlian dalam bidang pelayanan konseling dan kursus pranikah,” kata Ketua Panitia, Khairul. (Jn16/ant)
