PURBALINGGA – Kebaya Goes To Unesco menjadi tren kampanye yang kini sedang marak dilakukan berbagai daerah di Indonesia. Kampanye tersebut sebagai bentuk dukungan agar kebaya diakui sebagai warisan budaya tak benda.
Sebagai bentuk dukungan terhadap kebaya, Pemerintah Kabupaten Purbalingga menyelenggarakan Parade Kebaya di Pendopo Dipokusumo, Kamis Sore (22/12/2022). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan memperingati HUT Purbalingga ke-192 yang juga merupakan perayaan Hari Ibu.
Tak kurang dari 500 wanita ikut serta dalam Parade Kebaya. Dimulai dari bupati, sekretaris daerah dan para istri Forkompinda Purbalingga. Selain itu, para kontestan adalah istri-istri camat, kabid, kades, dan BUMD. Ada juga paguyuban desainer Purbalingga dan komunitas penggiat seni.
“Bertepatan dengan Hari Ibu, pada tanggal 22 Desember, kami mengadakan acara khusus untuk wanita yaitu parade kebaya. Selain itu, ini juga sebagai bentuk dukungan kebaya agar menjadi warisan budaya tak benda oleh Unesco. Kami melakukan penandatanganan bersama sebagai dukungan,” kata Bupati Dyah Hayuning Pratiwi usai acara.
Tiwi menambahkan, bentuk dukungan kebaya ini tidak hanya sebatas Parade. Pemkab Purbalingga telah menetapkan kebijakan agar para ASN di lingkungan Pemda Purbalingga mengenakan pakaian adat termasuk kebaya.
“Kami tidak hanya mengadakan upacara seperti ini, bentuk dukungan juga dilakukan dengan menggunakan pakaian adat, termasuk kebaya, setiap tanggal 18,” kata Tiwi.
Tiwi menambahkan, para desainer didorong untuk berpartisipasi dalam mengkampanyekan kebaya. Diantaranya bisa dibuat dengan model kreatif yang memadukan unsur kebaya, sehingga bisa lebih menarik bagi anak muda.
Foto: Amin Wahyudi/Serayunews