Oleh: Herdiana Ayu Mahardika
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi proses kehidupan. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan kualitas sumber daya yang bermutu dan berwawasan luas. Pendidikan di tempuh melalui pendidikan formal, non formal, dan informal. Seperti kutipan dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 sebagai berikut. “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulai serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Mengacu pada peraturan pemerintah menteri pendidikan Nomor 57 tahun 2014 lampiran 1 bahwa pembelajaran tematik-terpadu diperkaya dengan penempatan muatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I,II dan III sebagai penghela mata pelajaran lain yang dilakukan secara utuh melalui penggabungan kompetensi dasar mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial kedalam mata pelajaran bahasa Indonesia sehingga lebih kontekstual dan menarik. Muatan pelajaran bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai cara untuk menumbuhkan keterampilan membaca dan menulis pada siswa.
Adapun tujuan khusus pembelajaran bahasa Indonesia di SD antara lain agar siswa memiliki kegemaran membaca, meningkatan kepribadian melalui karya sastra, mempertajam kepekaan serta memperluas wawasan kehidupan (Susanto, 2016:245). Pada dasarnya pengajaran bahasa Indonesia bertujuan guna meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Salah satu kompetensi dasar yang berhubungan dengan kemampuan siswa berkomunikasi secara lisan dan tulisan dapat diwujudkan melalui kompetensi menggali informasi dongeng binatang. Kompetensi tersebut idealnya dapat berhasil apabila mempunyai media yang mendukung dan menarik sehingga siswa dapat memahami isi dari dongeng yang disampaikan.
Dikarenakan adanya pembelajaran tatap muka terbatas masa wabah pandemi Covid-19 kompetensi menggali informasi dongeng binatang (KD 3.8) di kelas 2 SD tidak berjalan sesuai rencana. Permasalahan dalam proses pembelajaran yaitu sumber belajar yang sering digunakan saat pembelajaran tatap muka terbatas umumnya menggunakan buku bacaan, buku tematik, dan buku siswa. Hal ini yang membuat siswa merasa bosan, kurang fokus, dan jenuh terhadap pembelajaran yang monoton. Hasil observasi yang dilakukan peneliti juga memperlihatkan siswa merasa kesulitan dalam memahami materi terlebih lagi memahami isi dalam suatu bacaan yang berupa buku bacaan. Sumber belajar yang digunakan tersebut tidak interaktif dan tidak menarik siswa pada usia 7-8 tahun yang berada di awal operasional konkrit.
Oleh karena itu, proses pembelajaran yang dilaksanakan guru seharusnya lebih memfokuskan pada pemberian pengalaman yang nyata dalam rangka mengembangkan kompetensinya, bukan hanya sekedar mendengarkan penjelasan materi dari guru. Permasalahan tersebut bersumber pada kurang bervariasinya penggunaan media pembelajaran, yang hanya mengandalkan media berupa buku bacaan.
Menurut Taufiq,dkk (dalam Andriana, 2017:77) media merupakan sebuah alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran seperti buku, kaset, video, kamera dan komputer. Media pembelajaran memudahkan guru dalam penyampaian materi kepada siswa secara langsung, dengan adanya media pembelajaran siswa akan lebih mudah memahami materi secara lebih dalam.
. Media pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut yaitu media yang memanfaatkan teknologi digital. Media pembelajaran digital dapat memudahkan siswa dan guru melakukan proses pembelajaran baik secara daring maupun luring. Siswa juga lebih tertarik dengan media yang interaktif disertai dengan gambar sehingga pembelajaran akan lebih nyata.
Diprediksi dengan mengembangkan media pembelajaran berbentuk e-picture story book berbasis kearifan lokal menjadi solusi dari permasalahan. E-picture story book berbasis kearifan lokalmerupakan media elektronik dengan desain buku cerita bergambar dan tergolong media yang cukup baru. Media e-picture story book berbasis kearifan lokal memiliki gambar yang menarik dan berwarna warni sehingga anak akan lebih paham, maka media ini dapat digunakan guru untuk kegiatan mendongeng sehingga lebih menyenangkan.
Terdapat penelitian sebelumnya yang akan mendukung penelitian ini. Sari dan Wardani (2021:1976) yang berjudul Pengembangan Buku Cerita Bergambar Digital untuk Meningkatkan Karakter Tanggung Jawab Siswa di Sekolah Dasar membuktikan bahwa media buku cerita bergambar digital sangat layak digunakan dibuktikan dengan hasil uji validasi ahli muatan pendidikan karakter yang memperoleh skor 30 dengan presentasi akhir 93,7% dengan kategori sangat tinggi. Hasil uji validasi bahasa memperoleh skor 62 dengan presentase 91% dengan kategori sangat tinggi.
Siswa diharapkan dapat menggunakan serta memanfaatkan media pembelajaran e-picture story book berbasis kearifan lokal sebagai media pembelajaran yang menyengkan dan menarik perhatian siswa. Guru diharapkan dapat menggunakan media pembelajaran pada kompetensi menggali informasi dongeng binatang yang lebih inovatif, variatif, kreatif, dan menyenangkan. Sehingga mampu memudahkan siswa menerima materi pembelajaran dan meningkatkan minat siswa sehingga hasil belajar meningkat. Sekolah diharapkan mampu memberikan fasilitas kepada guru untuk dapat mengikuti kegiatan pelatihan pengembangan media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan wawasan dan dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran.