SEMARANG,Jowonews.com — Ekonom dari Universitas Diponegoro Semarang Nugroho SBM menyatakan pemerintah perlu mewaspadai tingkat gini ratio di Jawa Tengah.
“Untuk tingkat ketimpangan pengeluaran yang diukur oleh gini ratio di Jawa Tengah pada bulan Maret 2017 memang mengalami penurunan, tetapi tidak signifikan,” katanya di Semarang, Selasa (25/7).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, tingkat ketimpangan pengeluaran di Jawa Tengah pada bulan Maret 2017 tercatat sebesar 0,365.
Jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, gini ratio tersebut turun sebesar 0,001 poin dari 0,366.
“Jika dilihat dari angka saat ini, yaitu 0,365 yang berarti hampir menyentuh angka 0,4, seharusnya mulai diwaspadai oleh pemerintah,” katanya.
Menurut dia, jangan sampai fluktuasi tingkat ketimpangan tersebut hanya bergantung dari pola musiman, salah satunya musim panen.
“Dalam hal ini, pemerintah harus memikirkan program yang bersifat jangka pendek, salah satunya adalah melakukan transfer dana ke masyarakat miskin,” katanya.
Ia mengatakan transfer dana ke masyarakat miskin atau disebut juga dengan bantuan langsung tunai ini bisa diberikan hingga program jangka panjang mulai berdampak.
“Kalau jangka panjangnya kan pembangunan infrastruktur. Dengan adanya pembangunan infrastruktur maka tingkat ketimpangan pengeluaran masyarakat dapat lebih ditekan, tetapi ini sifatnya jangka panjang jadi tidak langsung terlihat,” katanya. (jwn5/ant)