SALATIGA, Jowonews.com – Hubungan eksekutif dan legislatif di Salatiga harus segera dicairkan. Pasalnya, buruknya relasi kedua lembaga itu diduga menjadi salah satu sebab mandegnya pembangunan di Salatiga selama ini.
Hal itu diungkapkan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Salatiga, KH. Muh. Fauzi Arkhan,SAg,MAg k, Jumat (5/2). “Eksekutif punya program, mandeg di dewan, demikian pula sebaliknya dewan punya progam mandeg juga di eksekutif,” ujar Fauzi.
Menurutnya, sebenarnya program-program pemerintahan Yulianto-Muh Haris (Yaris) sudah tepat dan tersusun dengan baik. Namun demikian, komunikasi yang dibangun oleh Walikota dengan kalangan DPRD dianggap kurang maksimal.Akibatnya terjadi ketidakstabilan politik dan berdampak terhadap pelaksanaan program Yaris yang tidak berjalan dengan baik.
“Programnya sudah bagus. Saya kira setiap kepala daerah pasti sudah memiliki rencana pembangunan untuk membuat daerah yang dipimpinnya maju dan berkembang. Namun, pada kenyataannya di Salatiga ini ada semacam ketidakstabilan politik. Sehingga komunikasi yang baik gagal dibangun oleh kedua lembaga daerah yakni Pemkot Salatiga dan DPRD Salatiga,” imbuhnya.
Fauzi menilai, hal itu akan mengganggu jalannya pemerintahan, apalagi menjelang pilkada 2017. “Pembahasan mengenai percepatan pembangunan di masa akhir jabatan walikota pasti akan terpengaruh oleh ketidakharmonisan antara pemkot dan DPRD Salatiga,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Fauzi juga menyatakan pesimistis menghadapi pilkada. Karena masyarakat banyak yang apatis terhadap Pilkada Salatiga. Karena masyarakat saat ini beranggapan bahwa suksesi kepemimpinan kepala daerah tidak banyak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dan pembangunan. (JN01/JN03)