Beberapa waktu pemerintah Indonesia menggelar sebuah pagelaran unik yang mengusung tema “Istana Berbatik.” Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah petinggi negara, tokoh masyarakat, dan figur publik yang mengenakan pakaian batik. Dilansir dari siaran pers resmi Presiden RI di laman presidenri.go.id, pagelaran ini digelar pada Minggu, 1 Oktober 2023, dan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo yang didampingi oleh Ibu Negara.
Tentu, sorotan utama dalam pagelaran ini adalah penampilan Presiden Jokowi. Beliau mengenakan pakaian atasan batik dengan motif yang menggabungkan parang barong dan kembang udan liris. Pilihan warna cokelat pada kemeja batik yang dikenakannya berhasil menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat dan memicu rasa penasaran tentang makna dari motif batik yang dipilih Presiden Jokowi.
Mengungkap Makna di Balik Batik Parang Barong
Motif batik parang barong, yang terdapat pada pakaian Presiden Jokowi, memiliki latar belakang sejarah yang kaya. Motif ini diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, Raja Mataram dari Yogyakarta, yang memerintah antara tahun 1613 hingga 1645. Parang barong memiliki arti sebagai parang terbesar dan paling agung dalam bahasa Jawa.
Filosofi yang terkandung dalam motif parang barong sangat sakral, sehingga motif ini hanya diperuntukkan bagi raja. Selain mewakili sesuatu yang besar, seperti yang tercermin pada ukuran motifnya yang besar, motif parang barong juga mencerminkan seorang pemimpin yang bijaksana, berhati-hati dalam tindakannya, dan mampu mengendalikan diri dengan bijak. Keseluruhan makna ini menjadi simbol kuat yang diterjemahkan melalui busana batik yang dikenakan Presiden Jokowi.
Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa motif batik parang barong yang dienamkan oleh Presiden Jokowi berbeda dari motif parang rusak barong. Perbedaan tersebut terletak pada bentuk huruf “S” yang lebih besar pada motif batik parang barong yang digunakan oleh Presiden.
Kisah di Balik Motif Batik Udan Liris
Sementara itu, motif batik udan liris atau hujan gerimis, yang juga terdapat dalam pakaian batik Presiden, memiliki makna yang mendalam. Motif ini mengandung arti dapat menyejukkan hati orang yang mengenakannya. Selain itu, batik udan liris juga difilosofikan sebagai simbol kesiapan dalam menghadapi segala cobaan dalam kehidupan.
Dalam perumpamaan, seperti panas dan hujan yang datang bagaikan masalah dan rintangan dalam hidup, motif batik ini mengajarkan bahwa kita tidak seharusnya mudah mengeluh, melainkan harus siap menghadapinya. Tradisi penggunaan motif batik udan liris biasanya terbatas pada keluarga kerajaan atau keraton, dan motif ini sering diturunkan dari generasi ke generasi.
Menariknya, motif batik udan liris adalah gabungan dari beberapa motif batik, termasuk motif parang dan motif lereng. Hal ini menambah kedalaman makna yang terkandung dalam busana batik yang dikenakan oleh Presiden Jokowi.
Pada akhirnya, peringatan Hari Batik Nasional yang penuh makna ini menunjukkan betapa pentingnya batik sebagai warisan budaya Indonesia. Melalui motif batik parang barong dan udan liris yang dipilih oleh Presiden Jokowi, kita bisa merenungkan filosofi dan pesan yang terkandung dalam kain batik, yang selalu menginspirasi dan memperkaya khasanah budaya bangsa Indonesia.