Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Ganjar Ogah Jadi Pendamping Ahok

SEMARANG, Jowonews.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo enggan menanggapi dan memberi dukungan terhadap rencana Gubernur Jateng Ganjar Pranowo maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Tjahjo menyatakan siapa saja boleh mencalonkan diri dalam Pilgub DKI.

“Ya tanya Ganjar sendiri. Kalau ngomong secara pribadi, siapa yang terbaik silakan berkarya di DKI,”tegasnya usai menghadiri HUT Damkar ke -97 di Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang, Selasa (1/3).

Menurutnya, siapa saja bisa mencalonkan diri dalam Pilgub DKI Jakarta. Sebab, memiliki elektabilitas yang tinggi, maka jabatan strategis tersebut mudah didapatkan. Fenomena perpindahan pejabat daerah menjadi Gubernur di DKI Jakarta adalah sebuah keniscayaan, seperti Jokowi.

“Fenomena itu saya kira tidak ada masalah. Kalau yang bersangkutan elektabilitas tinggi, ya gak apa-apa. Pejabat daerah saja bisa pindah kok. Kayak seorang Jokowi sajalah. Dulu orang tidak mengira, masa Wali Kota Solo bisa maju jadi Gubernur di DKI,” terangnya.

Peran Walikota/Bupati menjadi Gubernur justru ingin dilihatnya. Dicontohkannya, potensi dan peluang siapa saja sama, asal mau bekerja. “Yang di Provinsi juga siap. Ada pak Ganjar, ada Bu Risma, ada (Walikota) Bandung (Ridwan Kamil), ada Bupati yg berprestasi banyak. Saya ingin 543 daerah Kada mbok ada inovasi dan prestasi,” imbuhnya.

Namun, saat ditanyakan apakah Tjahjo mendukung Ganjar maju menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia enggan menanggapinya. “Ya tanya Ganjar sendiri. Kalau ngomong secara pribadi, siapa yang terbaik silakan berkarya di DKI,” terangnya.

Terkait masalah Kepala Daerah yang sudah terpilih dan belum dilantik, Tjahjo mewacanakan adanya perubahan undang-undang. Pasalnya, beberapa wilayah yang belum dilantik bukan lantaran masih mengalami sengketa Pilkada, malainkan akhir masa jabatan (AMJ) yang belum bisa dijabat.

BACA JUGA  Kasus Indisipliner, Tiga Pejabat Pemprov Terancam Dipecat

“Kita ikut mekanisme. Kalau ada perubahan UU Pilkada, kalau bisa (pemilihannya) serentak, ya serentak juga dilantiknya. Kalau 2017 bisa 107 daerah yang melakukan Pilkada serentak, maka pelantikan juga serentak. Tapi harus ubah UU dulu. Kalau saya inginnya Gubernur, Bupati/Walikota bisa dilantik langsung oleh Presiden,” tandas Politikus PDIP itu.

Terpisah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sudah mengisyaratkan tidak ingin maju dalam Pilgub DKI Jakarta. Saat para awak media menanyakan apakah maju atau tidak, Ganjar masih enggan menjawab secara gamblang.

Hanya saja, ia mengungkapkan sudah dan sedang menjadi Gubernur di Jateng. Jika harus mendampingi petahana Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dalam Pilgub Jakarta, sama halnya turun jabatan. “Jateng masih banyak PR yang belum dikerjakan. Masak saya mundur? PDIP masih mempersiapkan membuka pendaftaran,” tegas Ganjar.

Saat ditanya apakah akan ikut mendaftar, Ganjar menegaskan belum tahu apakah akan mendaftar atau tidak. “Gak tahu. Masak dari Gubernur jadi Gubernur lagi?,” terangnya.

Ganjar bahkan menegaskan tidak ingin menjadi pendamping Ahok sebagai Wakil Gubernur. “Masa dari Gubernur dadi wakil?,” tandas. (jn01/jn03)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...