SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo mengaku belum puas meskipun penurunan angka kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah menjadi yang tertinggi di seluruh Indonesia.
“Mudah-mudahan ini hasil kerja keroyokan bersama yang kami lakukan, namun rasanya targetnya harus tetap dipicu untuk dinaikkan lagi dengan jumlah penurunan angka kemiskinan yang lebih besar,” katanya di Semarang, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Ganjar menanggapi data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah per Maret-September 2019 turun dari 3,74 juta menjadi 3,68 juta orang.
Dengan demikian, sebanyak 63.830 penduduk miskin Jawa Tengah berhasil lepas dari garis kemiskinan.
Di peringkat kedua dalam hal penurunan jumlah penduduk miskin yakni Jawa Timur (56.250 jiwa) dan disusul Nusa Tenggara Barat (30.280 jiwa) di peringkat ketiga nasional.
Penurunan jumlah penduduk miskin juga tampak pada periode September 2018-September 2019, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah berkurang 188.020 jiwa dari 3,867 juta menjadi 3,679 juta orang.
Untuk semakin menurunkan angka kemiskinan, Ganjar telah menyiapkan sejumlah strategi seperti politik anggaran dan pembuatan kebijakan yang mengarah pada program prioritas pengentasan kemiskinan.
Ganjar juga merencanakan untuk mengubah skema Musyawarah Perencanaan Pembangunan menjadi lebih menonjolkan tema, kreasi, dan inovasi dalam hal pemberantasan kemiskinan.
“Kalau usulnya infrastruktur, silakan dikirim lewat elektronik saja, tapi saat musrenbang yang keliling itu, saya minta sesuai tema, kreasi dan inovasi yang dimiliki. Misalnya inovasi penurunan angka kemiskinan, pengelolaan desa, bumdes dan lainnya sehingga usulan-usulan dalam musrenbang itu dapat menyelesaikan kemiskinan,” ujarnya.
Disinggung terkait peran Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen dalam program pengurangan angka kemiskinan, Ganjar menyatakan sangat puas.
“Gus Yasin itu sangat rajin mengurusi kemiskinan. Kami memang sepakat untuk membagi tugas itu. Kami sering komunikasi dengan Kemensos dan Wapres terkait soal data. Kami ingin data ini pasti, ya dia miskin dan diberikan ‘treatment’ apa agar semua tepat sasaran,” katanya.
Pemprov Jateng juga mendorong agar masyarakat yang mendapat program subsidi dari pemerintah atau yang sudah mampu dari sisi ekonomi bersedia mengundurkan diri dan diberikan kepada yang lebih berhak. (jwn5/ant)