Jowonews

Gohyong, Makanan Khas Fujian yang Kini Mewarnai Kuliner Kudus

Gohyong, makanan khas dari Fujian, Tiongkok, kini populer di Kudus dengan cita rasa unik dan beragam cara penyajian.

KUDUS – Siapa yang tidak mengenal Gohyong? Makanan yang berasal dari Fujian, Tiongkok ini kini tengah menjadi primadona di kalangan anak muda. Gohyong terbuat dari campuran daging, ayam, udang, dan telur yang dihaluskan, dibungkus dengan kulit yang khas. Proses pembuatannya dimulai dengan pengukusan untuk mematangkan isinya, kemudian dipotong-potong dan digoreng untuk mendapatkan tekstur yang renyah.

Saat ini, hampir di setiap sudut daerah, termasuk Kudus, Anda dapat menemukan Gohyong. Beragam kedai dan pedagang kaki lima telah menghidangkan makanan ini, menciptakan variasi rasa yang menarik bagi para penggemarnya.

Kedai Wontonova, Rumahnya Gohyong di Kudus

Salah satu tempat yang menyajikan Gohyong adalah Wontonova.id, yang berlokasi di Desa Singocandi, Kecamatan Kota. Pemilik kedai, Novaninda Wahyu Wakhidatul Muna, mengungkapkan bahwa meski Gohyong sudah ada di kedainya selama enam bulan, kepopulerannya baru meningkat belakangan ini.

“Awalnya saya hanya menjual Wonton, tetapi setelah mencoba Gohyong di Solo, saya jadi penasaran dan memutuskan untuk menghadirkannya di Kudus,” jelasnya, dikutip dari Radar Kudus (19/5).

Awal mulanya, Gohyong tidak begitu laris, tetapi seiring dengan tren yang berkembang dari Jakarta, makanan ini kini menjadi salah satu menu andalan di kedai tersebut.

Rahasia Rasa Gohyong

Bahan utama Gohyong di Wontonova adalah daging ayam dan sapi, dengan proporsi daging ayam yang lebih banyak. Kulit Gohyong pun dibuat sendiri, berbeda dengan kulit tahu yang biasa digunakan. Menariknya, kuah yang disajikan mirip dengan cuko empek-empek yang kental dan memiliki rasa manis serta asam yang menyegarkan. “Rasa asamnya berasal dari buah asem, sementara rasa manis didapat dari gula merah Jawa,” ungkap Nova.

BACA JUGA  Nasi Jagung Bu Sartinah, Hidden Gem Kuliner Kudus yang Wajib Dicoba

Gohyong dijual dengan harga Rp 15 ribu per porsi, dan kedai ini memerlukan sekitar dua kilogram daging ayam dan daging sapi setiap harinya. Dalam proses pembuatannya, Nova memastikan bahwa kaldu yang dihasilkan murni tanpa tambahan air, menjadikan cita rasa Gohyong semakin kaya.

Variasi Penyajian Gohyong

Cara penyajian Gohyong pun bervariasi, disesuaikan dengan preferensi dan kreativitas masing-masing daerah. Nova menjelaskan bahwa meskipun resep dasar mungkin serupa, setiap tempat memiliki cara unik dalam menyajikannya, sehingga pengalaman menikmati Gohyong selalu berbeda.

Dengan semua keunikan dan cita rasa yang ditawarkan, Gohyong terus menarik perhatian dan menjadi bagian dari eksplorasi kuliner yang semakin berkembang di Kudus.

Foto Dok. Baking World Media

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait