Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Gus Sholah Hadir, Panitia Bingung

26GASYROQOLAN OKSemarang, Jowonews.com – Silaturahim ngumpulke Balung Pisah NU tahun 2015 tergolong istimewa. Selain dihadiri para tokoh  dan kader NU yang sangat lengkap, situasinya menghadapi Muktamar Ke-33 yang akan digelar di Jombang 1-5 Agustus 2015. Jadi suasana atmosfir ‘’hangat’’ sangat terasa di acara Balung Pisah itu.

Apalagi Adik kandung  Gus Dur, KH Sholahuddin Wahid yang kabarnya akan maju sebagai salah satu calon Ketua Umum PBNU hadir dalam acara itu. Panitia memang tidak mengundang Gus Sholah jadi tidak menyiapkan protokoler penjemputan, transportasi dan akomodasi.

Maka ketika tiba-tiba Gus Sholah betul-betul hadir di acara itu, sebagian panitia sempat kebingungan. Tempat duduknya di sebalah mana, diberi kesempatan memberikan sambutan apa tidak? Apalagi di panggung sudah duduk Drs H Mohammad Adnan MA Wakil Rois Syuriyah PWNU Jateng yang dikabarkan juga akan maju sebagai calon Ketua Umum PBNU berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi sebagai Rois Aam.

 ‘’Kalau Gus Sholah diberi waktu pidato, Pak Adnan sebaiknya juga diberi kesempatan,’’ tutur seorang panitia. Ketua Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima Agus Sofwan Hadi sebagai sahibul bait sempat kebingungan juga. ‘’Wah bagaimana ini,’’ tuturnya.

Ketua Panitia Dr KH Ahmad Darodji MSi secara cepat memutuskan, Tempat duduk Gus Sholah di atas panggung berdekatan dengan Mbah Moen, Gubernur Ganjar, mantan Gubernur Ali Mufiz dan lain-lain. Walau lima sampai sepuluh menit Gus Sholah diberi kesempatan memberikan sambutan.

‘’Saya kebetulan ada undangan mendatangi acara Nu di Pekalongan. Saya mendengar di Semarang ada acara Silaturahim Ngumpulke Balung Pisah ya saya mampir,’’ kata Gus Sholah. Drs H Moh Adnan MA mengaku tidak ada masalah. ‘’Saya malah sering sekali berkomunikasi dan bersilaturahim dengan beliau,’’ kata mantan Ketua PWNU Jateng itu.

BACA JUGA  Khofifah Tegaskan Muslimat NU Netral di Pilkada

 Sejak 1983      

Menurut Budayawan Ahmad Tohari Ngumpulke Balung Pisah jangan dibayangkan seperti menumpulkan tulang belulang yang berserakan kemudian dimasukkan ke dalam wadah seperti karung. ‘’Mengorganisasikan kembali kekuatan warga NU baik yang abangan maupun santri dari segala lini dan penjuru,’’ katanya. 

Pada saat lahir, NU telah dibekali dengan empat prinsip yaitu pertama, mempertahankan nilai-nilai lama yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang nilainya lebih baik. (almuhafadzatu ala qadimis shalih wal ahdzu bul jadidil aslah). Kedua pengembangan pemikiran. Ketiga kebangkitan pandangan dan orientasi serta  keempat kebangkitan pandangan.

‘’KH Ahmad Abdul Hamid dari Kendal menyadari kekuatan NU melalui kader-kadernya yang berserakan di berbagai posisi, perlu disatukan orientasinya. Maka timbulah gagasan Silaturahim Ngumpulke Balung Pisah,’’ kata Dr H Noor Achmad MA, Rektor Unwahas Semarang.

Kegiatan itu telah dirintis sejak 1983 dengan kegiatan Silaturahim di Gedung PHI Jalan KHA Wahid Hasyim, Kranggan Semarang (sekarang Hotel Semesta). Setelah Kiai Ahmad Abdul Hamid wafat, diprakarsai Drs H Achmad mantan Wagub Jateng, Dr KH Ahmad Darodji MSi, Drs H Ali Mufiz MPA, KH Wildan Abdul Hamid, KH Ismail Abdullah dan lain-lain kegiatan itu terus dilestarikan. (JN01)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...