Pengertian Smart Building
Smart Building merupakan struktur yang memakai proses otomatis untuk mengatur operasional dalam suatu gedung seperti untuk pendingin ruangan, pemanasan, jendela, pencerahan, keamanan serta sistem- sistem yang lain.
Smart Building memakai teknologi berupa sensor ataupun microchip guna menghimpun informasi serta mengaturnya sesuai dengan fungsi ataupun layanan bidang usaha. Teknologi ini bisa membnatu pengelola untuk mengurangi pemakaian energi serta meminimalisir dampak dari lingkungan. Pada bagian ini, penulis yang merupakan Sekretaris dari Pusat Kajian Lingkungan Hidup UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi akan memaparkan prinsip kerja serta manfaat dari smart building.
Prinsip kerja serta Komponen
Prinsip kerja smart building ini merupakan integrasi bermacam unsur pada gedung. Dari bagian yang diinstal ini tidak hanya bisa diatur dengan cara otomatis serta terangkai komunikasi antar bagian. Dengan cara biasa prosedur yang dipakai buat gedung pintar ialah dengan memakai sensor. Selanjutnya ini bagian dari smart building serta tata cara pengintegrasiannya:
Pencahayaan
Pencahayaan ataupun penyinaran termasuk unsur instalasi pada smart building. Gambaran prinsip kerjanya, disaat hari yang terang, gorden dibuka, tingkat cahaya cukup jelas, hingga lampu secara otomatis dapat dimatikan. Tetapi apabila cuaca berawan ataupun hujan, tidak cukup sinar buat menyinari, lampu juga otomatis akan menyala. Tingkatan pencerahan jua dapat diatur lebih detail lagi. Demikian juga kala jam operasional bangunan telah selesai, hingga lampu dapat dimatikan segenap. Terkecuali ruang keamanan, dimana disana sedang terdapat petugas. Pemeriksaan smart building yang dipakai ialah optical sensors.
Energi
Semakin besar gedung pasti menginginkan energi yang lebih besar. Bila pihak manajemen properti masih mengatur secara buku petunjuk, kecenderungannya terdapat aspek yang terlampaui. Alhasil menghasilkan pemakaian energi terus menjadi boros. Tidak hanya pencerahan serta HVAC, banyak bagian dari gedung yang memakai listrik. Seperti pompa, dispenser, pc, tv, serta sejenisnya. Semestinya mati ataupun tidak terkoneksi dengan aliran listrik disaat gedung tengah kosong.
Prinsip kerja Electrical current( CT) sensors pada smart building adalah memperhitungkan pemakaian energi. Dapat diaplikasikan pada suatu sirkuit, sektor, ataupun tingkat mesin. Dengan terdapatnya pemeriksaan tenaga pada sistem smart building, kita dapat mengenali terdapatnya inefisiensi. Alhasil pengiritan energi pasti dapat dioptimalkan.
Serta pada saat kita mengenali tingkatan pemakaian energi secara normal. Hingga kita dapat mengenali bila terdapat pemakaian tenaga yang berlebih. Yang dapat berarti terdapatnya proses overload pada suatu mesin. Dengan segera dapat dilakukan pemeliharaan ataupun restorasi. Tanpa butuh menunggu kerusakan yang lebih serius.
Temperatur serta Kelembapan
Bagian ini terpaut dengan HVAC yang merupakan kependekan dari Heating, Ventilation, Air Conditioning. Lazim disebut pula dengan sebutan tata udara. Dengan memonitoring secara otomatis temperatur serta humiditas ruangan. Dengan memakai sensor temperatur serta temperatur. Dapat diatur pada temperatur berapa AC maupun pemanas dihidupkan ataupun dimatikan. Bila gorden serta jendela dibuka ataupun ditutup.
Keamanan
Terdapatnya Kamera pengaman, door lock, pemeriksaan, serta sirine yang berintegrasi, menghasilkan bangaunan lebih nyaman. Disaat ini telah terdapat bermacam tipe door lock yang ada di pasaran. Mulai dari yang memakai periksa jemari, QR Code, barcode, RFID, serta sejenisnya. Hal ini pasti menghindari sembarang orang untuk dapat masuk. Apabila berhasil menerobos masuk juga, pemeriksaan bakal mengirim informasi disaat pintu terbuka. Kamera pengaman pun sedia merekam walaupun dalam kondisi gelap. Kontrol ini dapat dicoba melalui Smart Phone ataupun layar alat pemantau pihak security. Bagian yang diterobos dapat dikunci dengan cara paksa, alhasil penerobos tidak mungkin melarikan diri.
Pada kondominium ataupun penginapan modern. Sistem keamanan dapat lebih diperketat lagi dengan menghalangi pemakaian lift. Artinya tenant ataupun penyewa cuma dapat mengakses lift buat ke lantai kamar serta lantai lobby saja.
Sesudah memahami bagian smart building, pasti menjadikannya lebih menarik. Tidak cuma di Indonesia, sistem otomasi gedung ini telah semakin digalakkan di bermacam negeri maju serta meningkat. Menghasilkan bangunan lebih ramah area serta irit energi. Di bagian yang lain lebih memudahkan pihak pengelola properti. Pengeluaran yang ditawarkan juga relatif lebih ekonomis dibandingkan hasil dari pengiritan.
Penulis : Indrawata Wardhana