GUNUNGKIDUL, Jowonews.com – Pemerintah Desa Girisekar, Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencegah masyarakat setempat menjual tanah.
Kepala Desa Girisekar, Panggang, Sutarpan di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan dalam setahun terakhir belasan petak sudah dijual.
“Kami berupaya mencegah penjualan tanah ke calo tanah. Kami berharap masyarakat mempertahankan tanahnya,” kata Sutarpan.
Ia mengatakan, banyak warganya yang menjual tanah karena tergiur dengan harga yang cukup tinggi, padahal yang membeli biasanya calo tanah. Peningkatan penjualan ini seiring pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).
“Sosialisasi terus dilakukan untuk pencegahan penjualan lahan kepada pihak ketiga,” katanya.
Sutarpan mengatakan dalam sosialisasi ditekan tidak menjual tanahnya. Ia khawatir ke depan, masyarakat di desanya hanya akan menjadi penonton di daerahnya saat wilayah tersebut menjadi pusat pariwisata. Sebagian besar warga menjual tanahnya karena tingginya harga jual yang ditawarkan.
“Suatu saat warga lokal hanya akan menjadi penonton saja, tidak bisa menjadi tuan rumah di kampung sendiri,” katanya.
Kepala Desa Kemadang, Tanjungsari, Sutomo mengatakan hal serupa. Bahkan masyarakat yang nmanawarkan tanahnya untuk dijual kepada pihak ketiga dengan harga yang cukup tinggi. “Mereka malah menawarkan diri,” katanya.
Untuk itu, pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dia mengedepankan jika nantinya pariwisata meningkat, maka masyarakat tidak bisa menikmati hasil dari perkembangan pariwisata.
“Upaya sosialisasi terus dilakukan agar masyarakat tidak menjual tanah,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Gunung Kidul Suharno mengatakan, pihaknya berharap pemerintah daerah turun tangan untuk pengawasan terkait penjualan tanah warga. Jangan sampai nantinya masyarakat dirugikan. “Pemerintah harus ikut mengawasi,” katanya. (jn16/ant)
