SEMARANG – Simpang Lima Semarang, merupakan kawasan yang memiliki fungsi mirip dengan Malioboro di Yogyakarta. Kawasan ini menjadi pusat keramaian penting di Kota Lumpia ini. Lokasinya yang strategis, dikelilingi oleh gedung-gedung pemerintahan dan institusi pendidikan bergengsi, Simpang Lima telah menjadi magnet bagi para pengunjung.
Di sini terdapat lima jalan utama yang saling berpotongan, termasuk Jalan Erlangga. Meski jalan Erlangga lebih kecil ukurannya dibandingkan yang lain, tetapi tetap memainkan peran penting yang turut mewarnai dinamika Simpang Lima. Meski demikian keberadaan jalan Erlangga tidak cukup menjadikan kawasan ini mendapatkan julukan “Simpang Enam”.
Menariknya, Simpang Lima dulunya hanya memiliki empat persimpangan. Sejarah mencatat bahwa area ini dibangun antara tahun 1965 dan 1969 sebagai respon terhadap ketidakpuasan Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Beliau kecewa dengan kondisi Alun-Alun Kota Semarang saat itu yang dipenuhi pedagang dan terlihat kurang terawat.
Presiden menganggap lokasi tersebut tidak pantas menjadi pusat kota dan memerintahkan Pemerintah Kota Semarang untuk membangun alun-alun baru. Lokasi yang dipilih akhirnya menjadi Simpang Lima seperti yang kita kenal sekarang, yang dulunya hanya area rawa dengan tanaman kangkung tanpa bangunan di sekitarnya.
Setelah selesai dibangun, Simpang Lima awalnya hanya memiliki empat persimpangan utama, tidak termasuk Jalan Ahmad Dahlan yang kemudian menjadi akses penting ke Rumah Sakit Telogorejo.
Jalan Ahmad Dahlan baru dibangun setelah selesainya Gelanggang Olahraga (GOR) Simpang Lima, yang tidak hanya menjadi tempat untuk berbagai kegiatan olahraga tetapi juga panggung bagi para artis dan musisi terkenal pada tahun 1970-an dan 1980-an seperti Fariz RM, Chrisye, Rhoma Irama, dan God Bless.
Pada tahun 1990, GOR tersebut dibongkar dan digantikan oleh mal serta Hotel Ciputra, sementara kawasan GOR yang baru dan lebih luas dibangun di Jatidiri. Meskipun GOR Simpang Lima telah hilang, Jalan Ahmad Dahlan, tetap menjadi bagian penting dari identitas Simpang Lima dan ikon kota Semarang.
Pada masa ketika Simpang Lima hanya memiliki empat persimpangan, suasana lalu lintasnya tentu berbeda dengan sekarang. Namun, perkembangan ini tidak mengurangi daya tariknya sebagai pusat kegiatan dan identitas kota Semarang.