Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Kadir:Kesenjangan Sosial Jadi Pintu Masuk Treorisme

SEMARANG, Jowonews.com  –DPR RI akan terus mendorong dan memastikan pemberantasan terorisme dilakukan secara komperehensih. Jangan sampai pemberantasan terorisme dilakukan secara parsial, sehingga tidak akan tuntas.

“Saya ingin mendorong dan memastikan bahwa penanganan terorisme di Indonesia berlangsung komperehensif dan tidak secara parsial. Harus dipastikan sesuai dengan harapan kita semua,”ungkap anggota Komisi III DPR RI H Abdul Kadir Kardin, Senin (29/2).

Pernyataan itu disampaikan Kadir, begitu ia biasa disapa, saat menjadi pembicara dalam seminar “Pencegahan Paham Radikal di Kalangan Perguruan Tinggi se-Jateng” yang digelar di Gedung Prof Sudharto, Undip Tembalang.

Selain Kadir, tampil sebagai pembicara adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Dr Saud Usman Nasution SH, MH, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nazaruddin, dan Sekretaris Syuriah PBNU Abdul Ghofur Maimoen.

Lebih lanjut disampaikan Kadir, DPR RI juga akan mendorong dan memperkuat UU terkait terorisme. Ini sebagai bentuk dukungan DPR RI kepada BNPT yang menjadi garda terdepan pemberantasan korupsi.

“Yang tidak kalah pentingnya, pintu masuk terorisme di Indonesia itu adalah kesenjangan sosial yang tinggi di masyarakat. Ini juga harus segera ditangani,”ujarnya.

Sementara itu Kepala BNPT Saud Usman Nasution mengajak kalangan akademisi di berbagai perguruan tinggi se-Jawa Tengah untuk mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme di masyarakat.

“Melalui kegiatan ini kami mengajak para akademisi menjadi benteng utama dalam mencegah paham radikal dan terorisme yang kerap menyasar generasi muda, tidak terkecuali di lingkungan pendidikan,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa terorisme yang bukan menjadi hal baru di Indonesia adalah persoalan ideologi, keyakinan, dan pemahaman yang salah tentang cita-cita yang tidak sesuai dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Karena itulah, peluru tajam, penangkapan, dan penegakan hukum semata dirasa bukan jalan tunggal yang dapat memutus aktivitas terorisme di Indonesia,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, sejumlah pemuda dan mahasiswa telah dikabarkan bergabung dengan organisasi Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) serta menjadi pelaku aksi penyerangan dan peledakan bom di Jakarta pada pertengahan Januari 2016.

Menurut dia, melalui kegiatan dialog yang melibatkan kalangan akademisi dari seluruh perguruan tinggi se-Jateng ini merupakan kekuatan dan modal besar untuk melawan terorisme serta ancaman kekerasan lainnya.

“Melalui momentum ini, kami mengajak kalangan akademisi untuk senantiasa meningkatkan ketahanan diri dari pengaruh paham radikal serta terorisme dan membangun deteksi dini melalui kepedulian terhadap lingkungan sekitar,” katanya.

Terorisme, kata dia, bisa terjadi dimana saja dan kapan pun, para pelaku juga merupakan bagian dari masyarakat yang setiap saat berada di lingkungan sekitar.

“Kami menganggap kegiatan dialog ini menjadi momentum berharga dan strategis, mengingat dinamika perkembangan kelompok radikal dan terorisme semakin hari semakin mengkhawatirkan, terlebih sasaran serta target kelompok ini adalah kalangan generasi muda,” ujarnya. (jn01/Jn16)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...