PURWOKERTO – Produk kerajinan tas anyaman dari limbah plastik buatan Syam’s Indonesian Handicraft yang diproduksi di Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berhasil merambah pasar ekspor di Asia, Eropa, dan Australia.
Menurut Kristi, pramuniaga stan Syam’s Indonesian Handicraft, Jepang menjadi pasar ekspor terbesar tas anyaman asal Pati, dengan pengiriman hingga 500 buah setiap minggu. Selain itu, produk ini juga diekspor ke Belgia, Australia, Singapura, dan Inggris.
Sementara itu, penjualan terbanyak untuk pasar lokal dilakukan di Yogyakarta.
CEO CV Syam’s Indonesia Handicraft, Syahrial Aman, mengakui bahwa produk tas anyaman awalnya difokuskan pada pasar lokal, namun beberapa tahun terakhir mulai diekspansi ke luar negeri dengan negara tujuan ekspor seperti Jepang, Belgia, Australia, Singapura, dan Inggris.
Syahrial juga mengatakan sedang berupaya menembus pasar Korea Selatan dengan difasilitasi oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah.
Produk tas anyaman ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang diawali dengan pelatihan bagi ibu-ibu rumah tangga di daerah. Mereka membuat kerajinan tas anyaman tersebut di rumah masing-masing setelah memiliki keterampilan membuat tas dengan bahan yang telah disediakan beserta desain dan sebagainya.
Bahan baku pembuatan tas anyaman berasal dari limbah plastik yang didaur ulang dan telah disesuaikan dengan spesifikasi lembaran plastik yang akan digunakan berdasarkan ukuran dan warnanya. Syahrial menjelaskan bahwa jenis plastik yang digunakan adalah LLDPE (Low Linear Density Polyethylene).
Syahrial mengakui bahwa Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah telah memberikan bimbingan dalam pengembangan usahanya. Ini memberinya kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan oleh Bank Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.
Ia juga merasa terbantu oleh Bank Indonesia saat mengikuti pameran di luar negeri karena difasilitasi dalam biaya pengirimannya. Syahrial mengatakan bahwa ketika ada permintaan dari luar negeri, seperti Belgia, mereka juga berkoordinasi dengan Bank Indonesia.
Dalam hal keikutsertaannya di ajang Bursa KUKM Jateng 2023, Syahrial mengaku cukup puas meskipun biaya operasionalnya tinggi karena jarak antara Pati dan Purwokerto yang tergolong jauh.
Namun, ia mengungkapkan bahwa mereka dapat memanfaatkan hal ini untuk memperluas pasar dan jejaring pemasaran dengan merekrut agen dan reseller baru. Syahrial juga menyatakan kepuasannya karena pada hari pertama Bursa KUKM, nilai transaksi mereka mencapai kisaran Rp4 juta.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas ekspor beberapa produk UMKM dari tujuh pelaku usaha dan masing-masing dalam satu kontainer. Empat kontainer di antaranya merupakan produk Banyumas yang dilepas secara langsung di Purwokerto, Jumat (12/5).
Sementara tiga kontainer lainnya berangkat dari perusahaan masing-masing, salah satunya membawa produk kerajinan tas buatan CV Syam’s Indonesian Handicraft, sedangkan dua kontainer lainnya dari Purbalingga.
Foto dok. Antara Jateng