
SEMARANG, Jowonews.com – Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI), Hendro Prasetyo mengatakan, publik menginginkan terjadinya regenerasi pimpinan di tubuh partai politik. Diharapkan muncul politisi muda yang tampil menjadi pimpinan partai politik.
Meski demikian, ketika responden diminta menyebutkan siapa politisi yang pas sebagai ketua umum partai politik, pilihan responden masih didominasi oleh nama-nama politisi senior.
Di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, nama Joko Widodo dinggulkanmenjadi ketua umum dengan 36,8 persen mengungguli Megawati Soekarnoputri yang memperoleh 23,9 persen.
Namun dukungan kepada Jokowi tak lepas dari popularitas dia sebagai presiden. Sedangkan politisi muda seperti Puan Maharani (6,1 persen), Ganjar Pranowo (5,6 persen), Pramono Anung (2,6 persen), Maruarar Sirait dan Tjahjo Kumolo tak sampai 2 persen.
Kesimpul itu didasarkan pada hasil survei secara nasional yang dilakukan LSI pada 10-18 Januari 2015. “Hasilnya, 4,2 persen responden sangat setuju dan 55,8 persen setuju kepemimpinan di partai politik sebaiknya dipimpin generasi muda,” kata Hendro.
Hal itu disampaikan Hendro dalam diskusi publik “Regenarasi Politik dan Peran Veto Player di Partai Politik” yang diselenggarakan LSI bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang, Selasa 24 Februari 2015.
Survei melibatkan 1.220 responden dari seluruh provinsi dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Dari total responden, 26,7 persen menyatakan kurang setuju, 0,8 persen menyatakan sangat tidak setuju serta 12,6 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Tentang alasan perlunya regenerasi, karena 50,1 responden beranggapan pemimpin muda di tubuh partai politik diyakini akan lebih sesuai dengan tuntutan dan perkembangan bangsa. Responden yang menyebutkan kepemimpinan politisi senior di partai politik akan lebih baik karena dianggap berpengalaman, hanya mencapai 35,6 persen. Sedangkan 14,3 persen responden tidak menjawab atau tidak tahu.
Sementara itu terkait pilihan responden ketika diminta menyebutkan siapa politisi yang pas sebagai ketua umum partai politik, yang didominasi oleh nama-nama politisi senior, itu menunjukkan, partai politik kurang masksimal dalam melakukan regenerasi. “Politisi muda kurang mendapatkan ruang yang cukup,” lanjut Hendro.
“Sehingga yang muncul para politisi senior”. Lebih seringnya televisi memberitakan aktivitas politisi senior juga mempengaruhi popularitas politisi muda.
Merujuk hasil survei tersebut, selain Joko Widodo yang mengungguli Megawati Soekarnoputri di PDI Perjuangan, Hatta Rajasa mendapatkan dukungan 35,6 persen untuk menjadi ketua umum Partai Amanat Nasional.
Meski ia mengalahkan Amine Rais (17,6 persen), namun sederet nama politisi muda PAN juga hanya memperoleh dukungan yang tak signifikan.
Bima Arya Sugiarto (3,5 persen), Zulkifli Hasan (3,2 persen), Drajad Wibowo, Taufik Kurniawan dan Hanafi Rais hanya memperoleh dukungan tak sampai 3 persen.
Soesilo Bambang Yudhoyono masih mendapatkan dukungan 48 persen untuk tetap menjadi ketua umum Partai Demokrat. Marzuki Alie (8,6 persen), Edhie Baskoro Yudhoyono (8,2 persen). Politisi muda lain seperti I Gede Pasek Suardika hanya 3,7 persen. Beberapa nama lain tingkat dukungannya di bawah 2 persen.
Pada Partai Golkar, Aburizal Bakrie mendapat dukungan 39,7 persen dan Agung Laksono 17,6 persen, Priyo Budi Santoso 3,1 persen. Sedangkan beberapa nama lain seperti Agus Gumiwang Kartasasmita, MS Hidayat, Airlangga Hartanto dan Teo L Sambuaga dukungannya tak lebih dari 2 persen.
Ketua PDI Perjuangan Jawa Tengah Heru Sudjatmoko mengatakan, partainya sangat mengakomodir politisi muda. “Kaderisasi di PDIP sangat bagus. Banyak kader muda muncul, baik di eksekutif maupun legislatif,” ujarnya.
Adapun Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah, KH Yusuf Chudlori menyatakan, kalangan muda jangan sampai apriori dan pesimis terhadap partai politik. Karena, untuk melakukan perubahan sistem di negeri ini harus melalui partai politik. “Maka, kaum muda jangan sungkan untuk terjun ke partai politik”.(JN01)