SURABAYA, Jowonews.com — Ketua Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama (YTPSNU) Khadijah Surabaya Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan saat ini sembilan persen pelajar yang ada di Indonesia sudah anti-Pancasila.
“Tantangan saat ini tidak tambah ringan. Saat mengunjungi polisi yang shalat isya di Masjid Falatehan, saya ketemu dua polisi yang jadi korban, kamu toghut kok sholat di masjid, saya anti-Pancasila tapi kamu toghut, perspektif keumatan yang harus diluruskan karena shalat kok dikafirkan,” kata Menteri Sosial itu dalam acara silaturahim dan halalbihalal Yayasan Khadijah di Surabaya, Sabtu (15/7).
Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu mengatakan Khadijah merupakan sekolah yang dicitakan menjadi pesantren kota untuk proses “tafaqquh fid din” (penegakan agama).
“Sembilan persen pelajar sudah anti-Pancasila. Ini PR kita. Saya ketemu yang dideportasi dari Turki, yang anak-anak dan ibu-ibu dikirim Densus ke Kemensos. PR kita adalah tidak mudah kafirkan,” tuturnya.
Sebagai ketua yayasan, Khofifah memberikan penguatan kepada para guru, memastikan para guru, entah itu kimia, biologi atau fisika harus membangun sinergitas di antara program-program yang punya penguatan keagamaan dengan program yang terkait dengan bidang studi.
“Untuk itu, guru yang mengajar gravitasi, juga mengajarkan proses gravitasi itu dari Tuhan,” katanya.
Dirinya menegaskan, saat ini penguatan agama di Khadijah sudah berjalan jadi tidak perlu lagi mendiskusikan soal “Full Day School”. (jwn5/ant)