TEMANGGUNG – Ribuan warga dari 15 dusun di Desa Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, turut serta dalam kirab 1.000 tumpeng yang meriah dalam rangka Gerebek Maulid di Masjid Gede Kauman pada hari Kamis.
Kirab ini menampilkan sekitar 1.000 tumpeng beserta hidangan tradisional seperti ingkung dan lauk-pauk lainnya, di mana pesertanya mengenakan busana adat Jawa.
Camat Kaloran, Juli Riastiana, mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi panitia Gerebek Maulid atas penyelenggaran kegiatan pertama kali ini di Kecamatan Kaloran. Riastiana berharap acara ini akan berjalan dengan lancar dan menggambarkan semangat persatuan warga Desa Kaloran dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Gede Kauman Kaloran.
“Semoga kirab ini dapat memperkuat ikatan ukhuwah Islamiyah dan menyatukan warga dari berbagai latar belakang agama dalam semangat persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ucapnya.
Pelaksana Harian Sekda Temanggung, Eko Suprapto, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari tradisi masyarakat Kaloran yang penting untuk dilestarikan karena mencakup unsur-unsur lokal, kearifan lokal, seni, budaya, dan pengembangan ekonomi.
Dia menegaskan pentingnya menjadikan Gerebek Masjid Gede Kaloran sebagai ajang silaturahmi, persatuan, dan kesatuan dalam memajukan Kaloran menjadi lebih baik dan maju.
Ketua Panitia Gerebek Maulid Masjid Gede Kauman, yang juga merupakan anggota DPRD Kabupaten Temanggung, Ahmad Syarif Yahya, menjelaskan bahwa kirab 1.000 tumpeng ini bertujuan untuk mempertahankan tradisi lama masyarakat Jawa dalam merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Kegiatan ini sekarang semakin kurang diminati dan semangatnya semakin meredup, sehingga penting untuk menghidupkannya kembali,” tandasnya.
Selain itu, ia mencatat keunikan Kecamatan Kaloran, di mana masyarakatnya memiliki latar belakang agama yang beragam seperti Islam, Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu, namun hidup dalam damai. Oleh karena itu, Gerebek ini juga menjadi wadah untuk memperkuat ukhuwah wathaniyah, di mana tidak hanya masyarakat Muslim yang merayakannya, tetapi juga warga dari agama lain seperti Kristen dan Buddha turut serta dalam memeriahkan acara tersebut.