Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Konferda PDIP Panas, Pendukung Heru sebut ada Intimidasi

PDIPSEMARANG, Jowonews.com – Menjelang Konferensi Daerah (Konferda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jateng untuk memilih Ketua DPD, suhu politik di kandang banteng mulai panas. Sejumlah DPC DPI Perjuangan mulai diancam oleh pihak-pihak tertentu yang merasa kepentingannya terancam.
Adanya ancaman itu disampaikan oleh anggota Dewan Pertimbangan Daerah (Deperda) DPD PDI Perjuangan Jateng, Suryo Sumpeno. “Cabang-cabang (DPC PDI Perjuangan-red) dihardik. Mereka diancam tidak akan diteruskan rekomendasinya bila nyalon bupati/walikota,”tegasnya, Rabu (21/1).

Suro Sumpeno sangat menyayangkan adanya ancaman dan hardikan kepada DPC PDIP diberbagai daerah sekarang ini. Karena, PDI Perjuangan juga tidak pernah mengajarkan praktk-praktek politik intimidasi seperti itu.

“Saya memang tidak melihat dan tidak tahu langsung. Tapi saya ini politisi, jadi telinga saya mendengarnya,”ungkapnya.

Politisi kawakan PDI Perjuangan ini juga mengkritisi pembentukan opini adanya paket calon Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng yang sekarang didukung banyak kader di PAC dan DPC. Itu tidak bisa dibenarkan.

 “Munculnya paket-paket ketua itu juga ngawur dan tidak mendidik. Di AD/ART maupun di SK DPP tidak ada yang mengatur sistem paket pemilihan ketua,”katanya.

Proses yang terjadi di PDI Perjuangan untuk menentukan Ketua DPD PDI Perjuangan bukan berdasarkan suara terbanyak. Tapi akan ditentukan melalui musyawarah mufakat tim formatur, guna menghindari praktek money politik.

Prosesnya, nama-nama yang sedang diproses dari bawah sekarang ini, nanti akan diserahkan ke DPP PDI Perjuangan. Nantinya, DPP akan mengeluarkan 3 nama kepada DPD pada saat Konferda bulan Maret 2015.

“3 nama itu akan dimusyawarahkan oleh tim formatur Konferda. Yang disepakati, maka yang akan jadi Ketua DPD PDIP Jateng,”jekasnya.

Bagaimana kalau dalam musyawarah tim formatur tidak ada titik temu?. Suryo Sumpeno dengan tegas menyatakan “Pasti ada titik temu. PDI Perjuangan itu partai demokrasi,”yakinnya.

BACA JUGA  Blangko Habis, Sebagian Warga Jateng Belum Bisa Nikmati E-KTP

Dalam kesempatan itu, Suryo tanpa malu-malu juga menyebut Heru Sudjatmoko adalah orang yang paling cocok dan pas menjadi Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng kembali. Pasalnya, Heru dianggap sudah teruji keberhasilannya.

“Pileg dan pilpres sudah berhasil. Saya tidak katakan yang lain tidak layak. Tapi yang paling layak Heru pimpin PDI Perjuangan Jateng. Orangnya mampu mengedepankan spikologis dari hati ke hati dan idak suka hura-hura,”pungkasnya.

WK Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng Nunik Sriyuningsih membantah keras adanya intimidasi, seperti yang diungkapkan Suryo Sumpeno. “Tidak benar kalau ada intimidasi seperti itu. Saya juga tidak pernah mendengarnya. Apalagi yang menentukan ketua DPC itu bukan DPD. Tapi DPP langsung. Dan siapapun boleh mencalonkan diri,”tegasnya.

Menurut Nunik, yang terjadi di DPC itu bukan intimidasi dan tekanan. Kalau ada pengkondisian,itu hanya dinamika dari komunikasi politik diantara para kader,”katanya.

Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng Heru Sudjatmoko menyampaikan sekarang ini proses penjaringan baru sampai proses nominasi calon ketua PAC/Ketua Partai Tingkat Kecamatan. Karena jumlahnya sangat banyak, yaitu 573 kecamatan, kemarin baru dapat 28 kabupaten/kota.

“Yang akan dipilih menjadi Ketua PAC hanya satu, yaitu ketua. Tapi yang dinominasikan di tiap PAC ada 3. Dari 3 orang itu akan dimusyawarahkan dan 1 dijadikan ketua,”katanya.

Sedangkan untuk DPC, tahapannya belum. Meski nominasi sudah terkumpul.

Dari proses di PAC, untuk calon Ketua DPD PDIP Jateng, nama siapa yang paling banyak muncul?. Dengn diplomatis Heru mengaku tidak hafal. Termasuk ketika disebut nama Bambang Wuryanto (Bambang Pacul).

“Saya tidak tahu. Tapi sesuai SK DPP No.66 dan 67/2014, untuk pemilihan ketua DPD tidak menggunakan sistem banyak-banyaan dukungan. Karena sifatnya musyawarah mufakat. Jadi beda dengan sistem yang lalu,”ujarnya.

BACA JUGA  Puluhan Jalan di Jateng Dapat Perhatian Khusus Pemprov

Dijelaskannya, sistem voting sudah tidak diperbolehkan lagi di PDIP. “Jadi yang terbanyak belum tentu jadi ketua,”akunya.

Heru mengaku sampai sekaang dirinya juga tidak membentuk tim sukses. Pasalnya, dia menyadari sekarang dirinya menjadi ketua partai juga bukan hasil dari penggalangan, tapi penugasan. Sifatnya juga seperti antar waktu. Sebab, dirinya jadi ketua karena ketua lama berhalangan dan dirinya diperintah partai. Selesainya tahun 2015 ketika konferda. (JN01)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...