Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Kreatif, Mahasiswa FK Undip Gagas Gerakan Anak Cinta Sayur

Kreatif. Mahasiswa FK Undip ajak anak mencintai sayur dengan program unik.
Kreatif. Mahasiswa FK Undip ajak anak mencintai sayur dengan program unik.
Kreatif. Mahasiswa FK Undip ajak anak mencintai sayur dengan program unik.

Semarang, Jowonews.com – Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) berinisiatif menggelar program kreatif untuk mengurangi prevalensi kejadian penyakit tidak menular (PTM), misalnya hipertensi, diabetes mellitus (DM) dengan memanfaatkan mengkonsumsi sayuran untuk anak.

Hal itu dilakukan oleh mahasiswa FK Undip karena keprihatinan masalah kesehatan dan menggagas sebuah program untuk pencegahan, yaitu gerakan cinta sayur pada anak.

“Usia 4 tahun merupakan usia optimum di mana pola pikir dan memori anak mudah dibentuk. Dengan mencintai sayuran, diharapkan dapat membentuk mindset dan pola makan anak yang rajin makan sayur sejak dini sehingga pola makan sehat dan seimbang ini akan terus  dibawa  hingga dewasa nanti. Dengan demikian, akan terbentuk generasi yang sehat dan memiliki angka harapan hidup yang lebih baik,” kata Atika Rahmi Hendrini, salah satu penggagas program cinta sayur pada anak, dalam keterangan persnya kepada Jowonews.com, Senin (1/6) di Semarang.

Menurut Atika, gagasan ini diwujudkan menjadi sebuah proyek yang berjudul Petualangan Yora dan Yoru. Petualangan Yora dan Yoru pertama kali diselenggarakan di TK IT Baitussalam, Kecamatan Tembalang yang didanai oleh dana Hibah Dikti 2015 sejak Maret 2015.

“Program ini bergerak pada bidang  edukasi nutrisi, khususnya sayuran. Petualangan Yora dan Yoru bertujuan untuk meningkatkan kecintaan anak terhadap sayuran dengan menggunakan konsep adventure learning dan peer modeling. Anak-anak belajar sambil berpetualang bersama 2 tokoh utama, yaitu Yora dan Yoru. Yora dan Yoru adalah sosok manusia sayur yang berbentuk wortel dan brokoli, di mana setiap minggunya mereka akan mengajak anak untuk belajar mencintai sayuran dengan cara yang mereka suka,” jelasnya.

Lebih lanjut, Atika menjelaskan bahwa anak kemudian diajak untuk menyelesaikan beberapa misi sesuai dengan jalan cerita yang ada. Misi dan jalan cerita disesuaikan dengan berbagai media edukasi yang berpotensi untuk anak, seperti menanam sayuran, panggung boneka, praktik membuat bekal sayuran sendiri, hingga memanen hasil sayuran yang ditanam.

BACA JUGA  Mahasiswa dari BEM UNS Tolak Tenaga Kerja Asing

Petualangan Yora dan Yoru juga mengajak guru dan orang tua sebagai faktor pendukung lingkungan sosial untuk turut andil serta berpartisipasi pasif dalam mendukung program ini. 

“Agar anak tidak cepat bosan, Petualangan Yora dan Yoru dikemas dengan atraktif dan kreatif. Mereka bermain sambil mempelajari apa saja manfaat makan sayuran bagi tubuh mereka. Optimalisasi program juga didukung dengan adanya kerjasama yang baik antara tim, orang tua, dan guru,” paparnya.

Menurut Atika, petualangan Yora dan Yoru juga menyediakan latihan pembuatan bekal anak yang menarik dengan kombinasi lauk dan sayuran.

Sementara, Dian Rahmawati, Kepala Sekolah TK IT Baitussalam mengatakan bahwa sebelum adanya program Petualangan Yora dan Yoru, anak-anak didiknya masih sulit untuk makan sayuran. Biasanya bekal yang dibawa ke sekolah adalah jajan snack ringan dan mie goreng yang kandungan gizinya kurang seimbang.

“Setelah adanya program kreatif ini, anak-anak lahap dan menjadi doyan sayuran. Melihat hasil program dan antusiasme anak-anak yang tinggi, rencananya akan mengadopsi program ini ke kurikulum pendidikan TK IT Baitussalam secara tetap,” tandasnya. (JN03)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...