Jowonews

Logo Jepara Environmental Art Biennale Diluncurkan, Ikhtiar Kenalkan Seni Ke Dunia Internasional

Jepara Environmental Art Biennale

Seniman di Kabupaten Jepara hingga saat ini memiliki tekad kuat untuk mengenalkan karya-karya seni dari Kota Ukir itu. Salah satunya dengan mengadakan Jepara Envirnmental Art Biennale (JEAB) untuk memperkenalkan karya seni ke dunia internasional.

Baru-baru ini Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Jepara resmi mengenalkan logo JEAB, pada Kamis (28/7/2022) malam. Logo tersebut dibidani para seniman senior seperti A Anzleb, Nano Warsono dan Nur Rohmad.

Ketiganya merupakan seniman asli Bumi Kartini yang telah melalangbuana ke berbagai penjuru dunia. Menurut ketiganya, logo JEAB yang baru saja diluncurkan penuh filosofi luhur.

Mereka menjelaskan, ide awal yang mendasari logo itu adalah ukiran di dinding Masjid Mantingan. Kemudian, bentuk logo yang menyerupai punden berundak sebagai perlambangan pengingat pada ajaran tujuh sifat manusia yang perlu dimiliki seorang pemimpin.



Adapun tujuh sifat utama pemimpin adalah mahambeg mring warih (meniru sifat air), samirana (angin), candra (bulan), surya (matahari), samodra (laut), wukir, lan dahana (gunung dan api).

Lebih lanjut mereka mengemukakan, logo tersebut juga memiliki lima unsur utama.

Pertama, Pasaran pon (Huruf J) bermakna makrokosmos bertempat di Barat, yang mengandung unsur air. Pengertian mikrokosmos ini diartikan sebagai ari-ari.

Kedua, Pasaran wage (Huruf E), berarti makrokosmos bertempat di Utara, yang mengandung unsur tanah.

Ketiga, Pasaran legi (Huruf A), mengandung makna makrokosmosbertempat di Timur, yang mengandung unsur udara. Artinya mamarti atau air ketuban.

Lalu keempat, Pasaran pahing (Huruf B), artinya makrokosmos bertempat di Selatan, yang mengandung unsur api. Simbol ini bermakna darah.

Kelima, Pasaran Kliwon (Simbol eiter), bertempat di tengah-tengah perlambang sukma atau jiwa sebagaimana lima pancer yang memancarkan cahaya panca warna. Yang dimaksud di sini adalah si jabang bayi.

BACA JUGA  Perang Obor Tegalsambi Jepara, Atraksi Budaya Tolak Bala

Adapun JEAB mengangkat tema Ambah Pesisiran yang berarti mendatangi kembali pesisiran. Hal Itu mengingat letak geografis Kabupaten Jepara yang berada di daerah pesisir.

”Jepara memiliki landscape alam yang lengkap. Laut sampai gunung ada. Tema yang kita angkat ini membawa misi penjagaan lingkungan.

Harapannya, seni bisa berdampingan dengan narasi alam dan manusia,” kata Nano Warsono, perupa yang kini menjadi dosen ISI Yogyakarta ini, Kamis (28/7/2022) malam.

Melalui pameran seni rupa bertaraf nasional bahkan internasional itu, para kurator berharap karya-karya yang disuguhkan bisa membuat pengunjung dan masyarakat mampu memaknai narasi-narasi seni, alam dan kemanusiaan.

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...

TERANYAR

TRENDING