Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Madrasah Kunci Kemajuan Pendidikan Bangsa

UNGARAN, Jowonews.com – Madrasah tidak bisa dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Pendidikan madarasah juga mengakomodasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Seperti dilakukan oleh Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Keji, di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang yang juga memprogramkan pendidikan inklusi atau memeberikan kesempatan yang sama bagi ABK seperti anak yang lainnya. 

MI Ma’arif Keji ini yang memiliki 105 siswa dengan 22 siswa diantaranya merupakan ABK.  Mereka seluruhnya dalam belajar bersama-sama tanpa ada sekat dan perbedaan. Bahkan mereka juga saling berbagi bersama.
Sehingga dengan pendidikan secara inklusi, setiap ABK dapat semakin cepat meningkat kapasitasnya karena berinteraksi dengan para anak-anak lainnya.  Koordinator Implementasi Pendidikan Inklusi LP Ma’arif NU Jawa Tengah, Syahidin mengatakan, program pendidikan inklusi ini akan terus didukung.

Sebab semua warga berhak mendapatkan pendidikan, termasuk anak yang berkebutuhan khusus.  “Latar belakangi Ma’arif NU membuat sekolah inklusi ini karena kita punya kewajiban memberikan pendidikan untuk semuanya, tanpa ada diskiriminasi,” tutur Syahidin.

Jadi madrasah harus siap untuk menyelenggarakan pendidikan inklusi, terutama guru-gurunya. “Termasuk kepala madrasahnya harus mampu menjadi pembaharu dengan melakukan perubahan pola pembelajarannya,” tutur Syahidin di sela-sela studi banding sejumlah madrasah di Jateng ke MI Ma’arif Keji, Ungaran, Senin (19/10).

Kepala MI Ma’arif Keji, Supriyono menambahkan, pendidikan inklusi di madrasah yang dipimpinnya telah berjalan beberapa tahun lalu. Proses pembelajaran inklusi dilakukan dengan dasar semangat untuk meningkatkan kapasitas dan mutu pendidikan anak. Sebab pendidikan inkusi ini cenderung dilakukan di sekolah umum bukan di sekolah madrasah.

“Madrasah sebenarnya mampu menerapkan pendidikan secara baik dan bermutu, bahkan menerapkan pendidikan inklusi,” ujarnya. Salah seorang guru MI Ma’arif, Ngatinah mengatakan, penerapan pendidikan inklusi dibutuhkan kesabaran, sebab dalam satu kelas ada peserta didik ABK.

BACA JUGA  Tunggakan Pembayaran Listrik di Kudus Capai Rp 9,8 M

Sehingga dibutuhkan penanganan khusus, agar suasana kelas menjadi nyaman sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lancar.  “Selama mengajar guru harus telaten dan sabar untuk menjaga suasana kelas nyaman untuk belajar mengajar, karena di setiap kelas ada beberapa anak berkebutuhan khusus. Bahkan anak-anak tidak boleh mengejek temannya yang berkebutuhan khusus, mereka harus berbagi dan peduli sesama. Pendidikan ini baik untuk anak berkebutuhan khusus dan anak-anak lainnya,” ungkap Ngatinah. (JN01)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...