Jowonews

Masjid Langgardalem, Jejak Sejarah Sunan Kudus yang Masih Terjaga

Keberadaan makam dan Masjid Langgardalem menjadi simbol penting bagi masyarakat Kudus, mencerminkan sejarah dan akulturasi budaya yang kaya.

KUDUS – Dalam perjalanan menelusuri jejak sejarah, tidak ada salahnya untuk mengunjungi Kudus, sebuah kota yang kaya akan warisan budaya dan religius. Di sini, sosok Ja’far Shadiq, yang lebih dikenal sebagai Sunan Kudus, memiliki tempat yang istimewa di hati masyarakat. Makam dan kediamannya terus dirawat dengan baik, menjadikannya pusat perhatian bagi pengunjung yang datang untuk berziarah maupun sekadar menikmati keindahan tempat tersebut.

Kunjungan ke Kudus rasanya belum lengkap tanpa singgah di Makam Sunan Kudus. Tempat ini menjadi salah satu objek wisata religi yang paling ramai di Jawa Tengah. Sejumlah pengunjung datang untuk berdoa, sementara yang lain tidak ingin melewatkan kesempatan berfoto di lokasi yang penuh makna ini.

Interior Masjid Langgardalem. Foto Dok. Beta News

Makam tersebut terletak di dalam kompleks Masjid Al Aqsa, yang memiliki daya tarik tersendiri berkat Menara Kudus yang megah. Menara ini merupakan simbol harmoni antara budaya Hindu-Buddha dan Islam, yang menunjukkan betapa pentingnya toleransi antarumat beragama di daerah ini.

Tidak jauh dari lokasi makam, ada juga Masjid Langgardalem yang merupakan peninggalan berharga dari Sunan Kudus. Masjid ini terletak di Desa Langgardalem, Kecamatan Kota. Anda dapat berjalan kaki sekitar 200 meter dari makam untuk mencapainya. Namun, jangan tertipu oleh penampilannya! Meski disebut masjid, bangunan ini lebih menyerupai rumah kolonial dengan dinding yang tebal. Hanya mustaka di atap yang mengingatkan kita bahwa ini adalah tempat ibadah.

Tampak Depan Bangunan Masjid Langgardalem. Foto Dok. Radar Pati.

Masjid Langgardalem memiliki luas 400 meter persegi dan didukung oleh empat tiang utama yang terbuat dari kayu, memberi kesan kokoh dan klasik. Atapnya terbuat dari anyaman bambu yang rapi, menjadikannya tempat yang nyaman untuk beribadah. Di dalamnya, Anda akan menemukan ornamen ukiran yang mencerminkan akulturasi budaya yang diajarkan oleh Ja’far Shadiq.

BACA JUGA  Menyelami Keberagaman Laut di Museum Bahari Pekalongan

Menurut juru pelihara masjid, Muhammad Rizka, masjid ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 1458 Masehi, dan telah mengalami beberapa kali renovasi. “Beberapa kali renovasi, tapi tetap mempertahankan bentuk aslinya,” ungkapnya, dikutip dari Inibaru.

Ukiran Trisula Pinulet Naga di depan Masjid Langgardalem merupakan sengkalan (sandi penanda waktu) berdirinya masjid.

Rizka, yang merupakan keturunan Sunan Kudus, juga mengisahkan kebiasaannya membersihkan masjid setiap hari untuk mempersiapkan salat. Masjid ini mampu menampung lebih dari 200 jemaah dalam satu waktu, dan ia merasa bangga dapat menjaga tempat suci ini.

Salah satu daya tarik lain dari Masjid Langgardalem adalah sumber airnya, yang diyakini membawa keberkahan. “Banyak pengunjung datang untuk mengambil air ini, berharap mendapatkan kesembuhan,” tuturnya. Sumber air tersebut, yang terletak di samping masjid, juga digunakan untuk wudu sebelum salat.

Sumber Air Masjid Langgardalem. Foto Dok. Berita Moeria.

Ada juga cerita menarik mengenai sumber air yang tidak terlihat oleh orang banyak. Rizka menjelaskan, “Sumber air rahasia ini ada di dekat masjid, terpendam di dasar bangunan; tidak boleh dibongkar.” Hal ini menambah misteri dan daya tarik tempat tersebut.

Dengan segala keindahan dan sejarah yang dimiliki, tidak ada keraguan bahwa keberadaan Makam Sunan Kudus dan Masjid Langgardalem menjadi salah satu warisan penting yang terus dilestarikan oleh masyarakat Kudus. Kunjungilah, dan rasakan sendiri suasana yang sarat dengan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait