DEMAK, Jowonews.com – Masyarakat di wilayah Demak sebagian masih menganggap bahwa biaya pendidikan masih terbilang mahal. Kondisi ini menjadi beban tersendiri bagi orang tua yang berlatarbelakang ekonomi lemah.
Mereka diantaranya terbebani dengan biaya SPP sekolah. Mahalnya biaya pendidikan ini menjadi salah satu temuan dari hasil riset Dewan Pendidikan Kabupaten Demak yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Unissula, Semarang.
Dari 126 responden, 55 persen diantaranya menyatakan sulit menyekolahkan anak karena biaya SPP dan 33 persen menilai biaya mahal. Kemudian, 78 persen responden menganggap pendidikan sangat penting dibandingkan bekerja. 31 persen lainnya menilai, orang tua menyekolahkan anaknya supaya pendidikannya sama dengan orang lain.
Ketua Dewan Pendidikan, KH Abdullah Arief Cholil mengatakan, penelitian tersebut fokus pada persoalan persepsi masyarakat tentang pendidikan di Demak. Dalam riset ini secara umum terungkap tentang persepsi masyarakat terhadap pendidikan di Demak sudah baik.
Ini diantaranya ditandai dengan kesadaran para orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Selain itu, sarana dan prasarana pendidikan dinilai relatif memadai, termasuk kualitas maupun kompetensi staf pengajar atau guru juga dinilai ada tanda kemajuan atau lebih baik.
Meski demikian, perlu adanya peningkatan kualitas sarana maupun pengajar dengan keberagaman metode mengajar yang lebih kreatif.
Selain itu, butuh adanya muata lokal dalam kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan sumber daya alam (SDA) sekitar. Ini untuk mendorong peningkatan keterampilan siswa. Artinya, bila tidak mampu melanjutkan sekolah lagi, mereka sudah punya bekal untuk bekerja.
“Hanya saja, dalam penelitian ini, ada pula masyarakat yang menilai bahwa biaya pendidikan sekolah atau SPP masih mahal,”katanya.
Karena itu, terhadap persepsi biaya mahal ini, maka Dewan Pendidikan memberikan saran atau rekomendasi pada pemerintah supaya bisa mempertimbangkan pembebasan SPP bagi keluarga yang dari sisi ekonomi tidak mampu.
Lebih dari itu, bisa memberikan beasiswa yang tepat sasaran bagi anak-anak usia sekolah yang orang tuanya juga serba kekurangan. Terlepas dari itu, kata Kiai Arief, responden pada prinsipnya juga memandang bahwa pendidikan sangat penting.
Karena itu, keterlibatan guru maupun orang tua dibutuhkan untuk mendorong anak-anak atau siswa agar giat belajar dan berprestasi.
“Masyarakat juga berharap, anak-anak mereka bisa melanjutkan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi (PT),”katanya.(JN01)
