Jowonews

Melihat Lebih Dekat Benteng Portugis Jepara, Jejak Kolonial dan Misteri Pusaran Air

JEPARA – Perjalanan melintasi Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, akan membawamu menemui sebuah peninggalan bersejarah yang masih terjaga dengan baik, yaitu Benteng Portugis. Terletak tidak jauh dari perbatasan Kabupaten Pati, benteng ini menyimpan misteri sekaligus sejarah kolonial yang menarik.

Meskipun sejarah pasti tentang benteng ini masih belum sepenuhnya terungkap, beberapa ahli sejarah menyebutkan bahwa Bangsa Portugis membangun Benteng Portugis pada abad ke-17. Tujuan pembangunannya adalah untuk melindungi kegiatan perdagangan rempah-rempah di Pulau Jawa dari serangan Belanda. Tak hanya benteng, Portugis juga mendirikan pos pengintaian di Pulau Mandalika, yang terletak di seberang benteng, yang kini menyisakan empat meriam sebagai saksi bisu sejarah.

“Dulu memang daerah ini juga diincar Inggris dan Belanda,” ungkap Subekti, seorang warga sekitar yang memiliki pengetahuan tentang sejarah benteng, sebagaimana dilansir dari Tribunnews pada Sabtu (5/12/2015).

Meski benteng ini hanya digunakan oleh Portugis dalam beberapa tahun, tetapi mitos tentang pusaran air laut di depan benteng menjadi salah satu elemen yang membuat mereka merasa tidak nyaman menjadikan lokasi ini sebagai pertahanan utama. Ada cerita mistis bahwa tentara Portugis mengalami nasib tragis, bahkan beberapa di antaranya ditemukan meninggal dengan cara misterius.

Konon, kapal atau perahu Portugis yang berlayar di laut di depan benteng akan terseret oleh pusaran air, yang disebut sebagai gerbang Keraton Luweng Siluman yang dipimpin oleh Siuman Bajul Putih.

“Iya, ceritanya dulu banyak orang Portugis meninggal tidak wajar. Mereka pun hanya bertahan beberapa tahun sebelum angkat kaki,” tambah Subekti.

Benteng Portugis kehilangan fungsinya setelah runtuhnya Kesultanan Demak dan berubah menjadi Kesultanan Pajang yang beribukota di Pajang. Pusat perdagangan juga tidak lagi berpusat di Jepara.

BACA JUGA  Jejak Sejarah Simpang Lima Semarang Tempo Dulu

Meskipun begitu, pada masa penjajahan Jepang, benteng ini kembali dipergunakan dengan fungsi yang sama, yaitu sebagai tempat pertahanan dan pengintaian. Bahkan, kabarnya, Jepang mengerahkan pekerja paksa (romusha) untuk membuat lorong bawah tanah yang menghubungkan benteng dengan pantai di kaki bukit.

Meskipun menyimpan berbagai kisah kelam, Benteng Portugis tetap menjadi bagian berharga dari warisan sejarah yang layak dilestarikan. Bagaimana denganmu, sudah pernah mengunjungi tempat ini?

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait