Jowonews

Menyelami Sejarah Manusia Purba di Situs Sangiran yang Diakui UNESCO

Situs Sangiran, lokasi temuan fosil manusia purba di Jawa Tengah, adalah Warisan Dunia UNESCO yang menyimpan kekayaan sejarah penting tentang evolusi manusia.

SRAGENSitus Sangiran, yang terletak di dua kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yakni Sragen dan Karanganyar, merupakan salah satu situs arkeologi terpenting, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Dengan luas sekitar 59,21 kilometer persegi, tempat ini kaya akan fosil manusia purba dan hewan purba yang telah ada lebih dari dua juta tahun. Selain fosil-fosil manusia purba, terdapat pula alat-alat kebudayaan yang merekam perjalanan evolusi manusia dan lingkungan di sekitarnya. Karena nilai sejarah dan ilmiahnya yang besar, Situs Sangiran diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 1996 dengan nama The Sangiran Early Man Site.

Fosil Manusia Purba dan Kekayaan Sejarah yang Terkandung

Situs Sangiran dikenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional sebagai sumber pengetahuan tentang evolusi manusia, hewan, dan perubahan lingkungan yang berlangsung selama jutaan tahun. Sampai sekarang, lebih dari 100 fosil Homo erectus telah ditemukan di area ini, yang menyumbang sekitar 60% dari total fosil Homo erectus yang ditemukan di Indonesia dan 50% di dunia. Selain fosil manusia, berbagai fosil hewan purba seperti gajah, kuda nil, dan kerbau purba juga terungkap di sini, sehingga semakin memperkaya pemahaman kita tentang kehidupan di masa lalu.

Awal mula penemuan penting di situs ini dimulai pada tahun 1864 oleh P.E.C. Schemulling yang menemukan fosil vertebrata. Namun, penelitian lebih mendalam baru dimulai setelah peneliti asal Belanda, Von Koenigswald, melakukan eksplorasi pada tahun 1932. Koenigswald menemukan alat-alat batu purba yang digunakan oleh manusia pada masa itu, leading to the discovery of the first Homo erectus fossil at the site in 1936. Penemuan-penemuan ini membuka lembaran baru dalam memahami sejarah manusia purba dan perkembangan kebudayaan mereka.

Ilustrasi fosil manusia purba dan berbagai artefak dari Situs Sangiran yang menggambarkan jejak sejarah peradaban manusia purba.
Ilustrasi fosil manusia purba dan artefak yang ditemukan di Situs Sangiran, sumber pengetahuan penting tentang sejarah manusia dan lingkungan purba. Foto Dok. Anggreknya Orchid.

Museum Sangiran, Pusat Edukasi dan Wisata Sejarah

Bagi siapa pun yang ingin mendalami lebih jauh tentang sejarah manusia purba, Museum Sangiran yang terletak di area situs ini memberikan banyak informasi menarik. Museum ini dibagi menjadi beberapa klaster, termasuk Klaster Krikilan yang berfungsi sebagai pusat informasi dan layanan pengunjung. Di sini, pengunjung dapat belajar tentang penemuan fosil, alat-alat batu, dan bagaimana manusia purba hidup ribuan tahun yang lalu. Dengan tiket masuk yang cukup terjangkau, yaitu Rp5.000 per orang, Museum Sangiran menjadi tempat wisata edukasi yang menarik, terutama bagi mereka yang ingin menambah pengetahuan tentang sejarah manusia purba. Situs ini buka setiap hari kecuali Senin, dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.

Ruangan di Museum Sangiran yang memamerkan ilustrasi manusia purba, replika, dan fosil, memberikan gambaran tentang kehidupan manusia purba di masa lalu.
Suasana salah satu ruangan di Museum Sangiran yang menampilkan ilustrasi rupa manusia purba, replika, dan fosil sebagai bagian dari koleksi sejarah manusia purba. Foto Dok. Fassa Faisal.

Situs Sangiran dan Pengelolaannya sebagai Cagar Budaya

Mengelola dan melestarikan Situs Sangiran merupakan tanggung jawab yang krusial untuk memastikan bahwa pengetahuan yang terkandung di dalamnya dapat terus dipelajari dan diwariskan kepada generasi mendatang. Oleh karena itu, pengelolaannya dilakukan oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran yang bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta Pemerintah Kabupaten Sragen dan Karanganyar. Pelestarian situs ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan pengetahuan tentang sejarah manusia serta lingkungan purba, yang masih relevan hingga saat ini.

Fosil gajah purba yang dipamerkan di Museum Sangiran, menggambarkan salah satu spesies fauna yang hidup bersama manusia purba.
Fosil gajah purba yang ditemukan di Situs Sangiran, salah satu temuan penting yang memperkaya pemahaman kita tentang kehidupan fauna masa lalu. Foto Dok. Dyah Ekawati.

Warisan Dunia yang Mencerahkan Sejarah Peradaban Manusia

Situs Sangiran memberikan wawasan luar biasa mengenai perjalanan panjang peradaban manusia purba. Dengan berbagai penemuan fosil dan artefak, situs ini menunjukkan betapa kaya dan kompleksnya sejarah manusia yang ada jauh sebelum kita. Dari penemuan fosil Homo erectus yang pertama kali ditemukan pada tahun 1936 hingga berbagai jenis fauna purba, situs ini menjadi salah satu sumber pengetahuan terbesar tentang evolusi manusia dan lingkungan.

BACA JUGA  Menelusuri Keberadaan Candi Bubrah dan Candi Angin, Kisah Kuno di Desa Tempur
Video Dok. Youtube Jalan Asik

Situs Sangiran bukan hanya kebanggaan Indonesia, tetapi juga dunia. Dengan pengakuan sebagai Warisan Budaya Dunia, diharapkan keberadaan situs ini dapat terus dilestarikan dan diakses oleh masyarakat luas, baik untuk tujuan pendidikan maupun penelitian ilmiah.

Jadi, jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang asal-usul manusia dan bagaimana dunia purba pernah ada, mengunjungi Situs Sangiran dan Museum Sangiran bisa menjadi pengalaman yang sangat berharga.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait