CILACAP, Jowonews.com – Sebagian besar nelayan tradisional di pesisir Kabupaten Cilacap belum berani melaut karena masih sering terjadi gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Selain karena adanya gelombang tinggi dan angin kencang, saat ini belum banyak ikan yang bermunculan,” kata Ketua Kelompok Nelayan “Pandanarang” Tarmuji di Cilacap, Rabu (26/7).
Kendati demikian, dia mengatakan beberapa nelayan nekat melaut untuk mencari ikan atau udang.
Menurut dia, saat ini udang jerbung, udang rebon, dan beberapa jenis ikan kecil sudah banyak bermunculan.
“Bahkan untuk udang rebon saking banyaknya dan tidak ada tempat yang menampung, sehingga harganya anjlok,” katanya.
Harga udang rebon saat ini berkisar Rp 3.000-Rp 4.000 per kilogram, sedangkan udang jerbung mencapai kisaran Rp 160.000-Rp 180.000/kg untuk ukuran besar.
Nelayan yang belum berani melaut, kata dia, sebagian di antaranya telah mempersiapkan peralatan tangkapnya dan sebagian lagi bekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Tarmuji mengatakan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, berbagai jenis ikan mulai banyak bermunculan pada pertengahan Agustus hingga September yang merupakan puncak musim angin timuran.
“Kami berharap kondisi cuaca mendukung karena saat itulah nelayan Cilacap memasuki masa panen. Kalau sekarang, sebagian besar tidak berani melaut karena risikonya sangat tinggi,” katanya.
Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, gelombang tinggi masih berpeluang terjadi di perairan selatan Jateng dan DIY akibat pengaruh kecepatan angin yang bertiup dari arah timur hingga tenggara.
Bahkan, tinggi gelombang maksimum 3,5 meter dengan kecepatan angin 8-20 knots berpotensi terjadi di pantai selatan Jateng-DIY dan tinggi gelombang maksimum 4 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Jateng-DIY pada Rabu.(jwn4/ant)