SEMARANG, Jowonews.com – Penetapan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila oleh pemerintah merupakan momentum yang baik untuk kembali mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada siswa SD, SMP, SMA dan mahasiswa di Perguruan Tinggi. Pola-pola pengajaran Pancasila yang mirip dengan pola P4 pada masa Orba perlu dimasukkan ke dalam kurikulum.
“Intinya, nilai-nilai Pancasila perlu diajarkan kembali kepada siswa dengan model yang lebih demokratis dan tidak kaku,” ujar anggota DPR RI HA Mujib Rohmat saat berbuka puasa dan sosialisasi wawasan kebangsaan di kantor DPD II Golkar, Semarang, kemarin (11/6). Buka puasa diikuti pengurus DPD I dan DPD II.
Mujib mengapresiasi langkah pemerintah yang sudah menetapkan hari lahir Pancasila 1 Juni lalu. Momentum untuk kembali kepada nilai-nilai Pancasila harus segera diberlakukan lewat kurikulum di lembaga pendidikan yang ada. Namun pemberlakuan kurikulum di lembaga pendidikan tidak sama dengan model pada masa Orba.
Sebab model yang saat itu dinilai sudah tidak sesuai dengan kondisi bangsa
yang makin demokratis. Pancasila sebagai dasar negara harus didudukkan sebagai idiologi terbuka sehingga tidak ada kesan tafsir tunggal.
Menurut Mujib, momentum kembali kepada nilai-nilai Pancasila juga perlu dibarengi dengan lembaga yang mengurus soal itu. Misalnya pada masa Orba pernah ada lembaga BP7. Dengan adanya lembaga khsuus itu, nilai-nilai Pancasila tetap bisa hidup dan
menjadi sandaran semua pihak dalam mengatur masyarakat, bangsa dan negara. “Semua harus dikembalikan kepada Pancasila jika ada persoalan yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bermasyarakat,” ujar anggota DPR dari Partai Golkar ini.
Mujib menilai, akhir-akhir ini sudah ada gejala idiologi kiri atau komunisme mulai bangkit, seperti adanya gerakan kebudayaan belok kiri. Bahkan lambang organisasi terlarang itu banyak ditemukan di beberapa daerah. Karena itu dia yakin Pancasila sebagai dasar negara yang sudah dicetuskan para pendiri bangsa lewat PPKI merupakan sumber dari segala sumber hukum di negeri ini. (JN09/jn03)
