SURAKARTA – Di Pasar Gede Solo, Kedai Titilaras menarik perhatian dengan konsep uniknya di tengah popularitas kedai kopi dan teh di Kota Solo. Pemilik kedai, Arkha Tri Maryanto (31), menciptakan pengalaman interaktif tanpa menu dan jam buka yang pasti. Kedai ini dikenal sebagai “open bar” karena pengunjung tidak hanya memesan minuman, tetapi juga berinteraksi dengan Arkha yang meracik kopi atau teh.
Saat detikJateng mengunjungi kedai di lantai 2 Pasar Gede, pengunjung terlihat menikmati obrolan sambil mengabadikan momen ketika Arkha menyajikan minuman. Dengan luas hanya 2×1 meter, Arkha melayani pengunjung dengan pertanyaan apakah mereka ingin memesan teh atau kopi, karena tidak ada menu yang tetap. Kedai ini menjadi karya idealis Arkha yang diriset sejak 2017 dan diwujudkan pada 2022.
Arkha, lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, awalnya bermimpi mendirikan kedai di rumah tua, namun proyek tersebut terlaksana di sudut Pasar Gede. Pria berkeluarga ini dikenal di media sosial karena gaya pakaian khasnya. Kedai Titilaras memiliki dekorasi menarik dengan bunga kering, postcard aktivitas Pasar Gede, dan tulisan filosofis.
Selain berbisnis, Arkha ingin menjadikan kedainya sebagai ruang interaksi untuk mengatasi kehilangan keterampilan interpersonal manusia. Melalui ruang interaksi, ia menjadi pendengar bagi pengunjung yang ingin curhat. Kedai ini memiliki aturan unik seperti hari libur dua kali seminggu dan menu yang selalu berganti sesuai dengan bahan baku yang tersedia.
Arkha menjalankan kedainya sendiri dan menyatakan keterusan membuat teh dan kopi sampai mati. Meskipun baru dibuka pada 2022, Titilaras telah menarik perhatian pengunjung dari berbagai daerah, termasuk Jakarta dan Lampung.