SALATIGA, Jowonews.com-Pembangunan Pasar Rejosari belum bisa digarap dalam waktu dekat. Selain masih menunggu lelang aset dan pelepasan tanah yang belum disetujui oleh DPRD, juga ada addendum (perubahan) Perjanjian Kerja Sama ( PKS).
Salah satu perubahan itu adalah pihak investor yang membangun Pasar Rejosari yaitu PT Patra Barqah Itqoni ( PBI) harus memberikan jaminan sebesar Rp 58 miliar sesuai nilai proyek.
Menurut Walikota Salatiga, Yuliyanto, perubahan PKS tersebut telah disepakati bersama antara investor dan Pemkot Salatiga. “Pihak investor sepakat untuk merubah dan memberi jaminan nilai proyek Rp 59 miliar sebagai pegangan bagi Pemkot Salatiga. Sehingga pembangunan Pasar Rejosari tidak perlu dikhawatirkan akan berhenti ditengah jalan,” ujar Yuliyanto,Rabu (13/1).
Jaminan tersebut, kata Walikota, sangat penting, sebagai antisipasi agar nantinya, tidak berhenti di tengah jalan. Walikota mencontohkan, Pasar Jetis yang juga dipihak ketigakan ( investor) dan dalam perjalanannya ternyata mandeg di tengah jalan.
Walikota menegaskan dalam waktu dekat di awal tahun 2016 ini, investasi Pasar Rejosari sudah bisa dibangun. Hanya saja menurutnya masih menunggu lelang aset dan pelapasan tanah aset di DPRD Salatiga.
“Kami menunggu lelang bangunan lama yang masuk menjadi aset sehingga perlu menunggu Balai Lelang Negara di Semarang,” imbuh Yuliyanto.
Sementara, Kabag Humas Pemkot Salatiga, Adi Setiarso menambahkan, diharapkan percepatan pembangunan yang dicanangkan oleh Walikota di tahun 2016 ini, termasuk investasi di Salatiga, bisa berjalan dengan lancar di akhir masa jabatan Walikota Yuliyanto dan Wakil Walikota Muh Haris.
Diketahui, Pasar Rejosari yang terbakar di tahun 2008 silam, hingga kini belum dibangun, meski sudah ada perjanjian kerjasama ( PKS) antara Pemkot dan pihak investor. Rencana pembangunan pasar tersebut tidak berjalan mulus, karena sempat ada penolakkan dari sejumlah pedagang. (JN01/JN03)
