JAKARTA, Jowonews.com – Pemerintah perlu lebih menyoroti dampak dari musim hujan yang saat ini sedang melanda berbagai wilayah Nusantara kepada produksi sektor pangan di Tanah Air.
Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin dalam rilis, diterima Sabtu (6/1/2018) di Jakarta, mengemukakan bahwa dirinya meyakini pemerintah saat ini sudah menyadari bahwa musim hujan yang sangat intens akan menimbulkan dampak serius sekaligus mempengaruhi kondisi baik produksi, distribusi, maupun tata niaga pangan.
“Perhatikan secara serius pada perubahan cuaca dan mulai intensifnya turun hujan yang berakibat langsung pada produksi dan distribusi pangan,” ucapnya.
Ia mengingatkan bahwa beberapa fenomena seperti angin puting beliung di berbagai wilayah serta tanda-tanda bencana seperti longsor saat menghadapi pergantian musim kemarau menuju musim hujan mulai tampak di beberapa titik di Indonesia.
Menurut dia, pada produksi pangan seperti beras sangat dipengaruhi kondisi musim hujan yang memberikan dampak pada kualitas gabah yang rendah karena kandungan air yang tinggi, hingga pada kegagalan panen akibat hama penyakit yang semakin pesat pertumbuhannya.
Andi memaparkan, kandungan air pada gabah dapat diatasi dengan teknologi pasca panen, namun gagal panen dapat menimbulkan rentetan masalah dimulai dari manajemen stock hingga tata niaga yang berujung pada keresahan masyarakat baik petani sebagai produsen maupun masyarakat umum sebagai konsumen.
Sejumlah pemda seperti Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengimbau para petani memilih benih padi dengan varietas yang tepat untuk meminimalkan potensi gagal panen menghadapi puncak musim hujan.
“Agar memilih benih padi yang lebih tahan terhadap genangan air untuk mendukung produksi padi,” kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) DIY Sasongko di Yogyakarta, Rabu (20/12).
Menurut dia, pada dasarnya tanaman padi merupakan jenis tanaman yang tahan terhadap air. Namun, ada benih dengan varietas tertentu yang memiliki daya tahan lebih besar terhadap air.
Sementara ada pula lahan di sejumlah daerah yang diwartakan mengalami panen, seperti 500 hektare lahan perkebunan jagung yang sudah siap panen milik masyarakat Kecamatan Trumon Tengah, Kabupaten Aceh Selatan, gagal panen karena rusak dihantam banjir.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan, Cut Syazalisma kepada wartawan di Tapaktuan, Jumat (15/12) menyatakan, pihaknya baru mendata seluas 500 hektare lahan jagung di Desa Lhok Raya, Kecamatan Trumon Tengah.
Bencana banjir yang melanda wilayah Kecamatan Trumon Raya beberapa waktu lalu tidak hanya merendam ratusan rumah penduduk tapi juga melumpuhkan perekonomian masyarakat yang mayoritasnya bekerja sebagai petani. (JWN3/Ant)