Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Perajin Batik Keluhkan Maraknya Batik Printing

PEKALONGAN, Jowonews.com – Maraknya batik printing di pasaran membuat perajin batik di Pekalongan resah. Mereka meminta kepada pemerintah agar mengeluarkan kebijakan yang dapat melindungi perajin Pekalongan.

Melalui Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Kota Pekalongan, perajin berharap pemerintah melakukan penguatan regulasi perlindungan batik menyusul maraknya peredaran kain bermotif batik atau printing di pasaran.

Ketua Asephi Kota Pekalongan, Romi Oktabirawa , mengatakan bahwa Asephi telah mengantisipasi maraknya batik printing di pasaran dengan cara memberikan label pada batik asli agar konsumen tidak tertipu. “Label ini semata-mata untuk melindungi batik asli. Pelabelan batik asli juga sudah kami sampaikan kepada Presiden untuk nantinya ditindaklanjuti melalui regulasi yang lebih kuat,” katanya.

Menurutnya, saat ini, identitas Kota Pekalongan sebagai sebutan “Kota Batik” sudah tersalip oleh Yogyakarta dalam hal “branding batik”.

Hal itersebut dapat dilihat dari penyematan gelar “World Batik City” atau Kota Batik Dunia dari Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council) yang justru diperoleh Kota Yogyakarta. “Kami sangat menyayangkan ditengah gencarnya Kota Pekalongan mengejar Kota Kreatif Dunia, julukan Kota Batik Dunia justru jatuh ke Yogyakarta,” katanya.

Ketua Paguyuban Pecinta Batik, Fatchiyah A. Kadir menuturkan, salah satu bentuk perlindungan yang belum dirasakan oleh pengusaha batik asli adalah tidak adanya pembatasan bagi toko penjual batik printing dalam memasang papan nama atau promosi produknya. “Kami melihat banyak toko atau pengusaha batik printing justru memasang nama. Bahkan mempromosikan diri sebagai penjual batik asli. Oleh karena, pemkot seharusnya mengatur masalah ini,” tandasnya. (JN19/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...