Jowonews

PERAN GURU DI ERA GLOBALISASI

Oleh: Zunika Agung Rahayu

Dunia Pendidikan di Indonesia mulai mengkaji kembali sistem pendidikan yang digunakan selama ini. Dari segi tepat sasaran maupun kemanfaatan jangka panjang. Peran tersebut tidak akan pernah lepas dari peran pemerintah, pelaksana kurikulum, bahkan sampai masyarakat juga turut membantu suksesnya pendidikan di Indonesia. Dewasa ini sering kita dengar ganti menteri ganti kurikulum perubahan kurikulum ini dilaksanakan sebagai salah satu tujuan penyempurnaan kurikulum di mana perannya disesuaikan dengan kebutuhan zaman di tengah era digitalisasi. Baru-baru ini dunia pendidikan di Indonesia mulai menjalankan kurikulum merdeka yang awalnya digunakan sebagai kurikulum darurat di tengah pandemi covid-19.

Berkembangnya kebutuhan dari peserta didik menghadapi kebutuhan zaman kodratnya disesuaikan dengan kodrat alam (mengantarkan manusia secara merdeka baik merdeka dengan lahir dan batin) dan kodrat zaman (bahwa pendidikan ini mengantarkan untuk menghadapi tantangan kebutuhan zaman). Bahkan dampaknya sangat terasa sampai pada dunia pendidikan. Mengingat hal tersebut bagaimana peran guru sebagai ujung tombak pendidikan saat ini yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik?

Peran guru di era digitalisasi seperti saat ini yang menjadi dasar penting adalah literasi yang harusnya diajarkan sejak dini. Pendidikan formal di mulai dari sekolah dasar tempat untuk menanamkan pembiasaan dan karakter. Peranan di era digitalisasi ini maka hal tersebut tidak akan lepas dari literasi. Literasi ini memuat membaca, menulis, mendengar, menyimak, bahkan bercerita. Literasi dasar ini yang menjadi acuan untuk mengenal dan memahami dunia IPTEK. Ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini memang manjadi hal yang lumrah untuk semua kalangan bahkan menjadi hal yang tabu jika tidak memahami perkembangan teknologi. Jika dikaitkan digitalisasi dengan pembelajaran sangat kompleks dari hal sederhana menyajikan materi pembelajaran youtube, e-library atau membuat blog bagi peserta didik. Pendidikan di era digitalisasi seperti saat ini harus bisa mengintegrasikan teknologi dan komunikasi terhadap disiplin ilmu di sekolah. Salah satu contoh yang bisa diterapkan adalah dengan penggunakan blog. Blog adalah layanan dari aplikasi internet yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik sebagai sumber belajar alternatif yang dianggap menyenangkan karena dalam pengaplikasiannya dapat ditambahkan beberapa media (gambar, efek suara bahkan video). Manfaat dari blog peserta didik dan guru dapat mengaktualisasikan diri lewat tulisan. Bisa menulis bahkan membaca informasi yang dicari dengan mudah.

Harapan pada era digital dengan pemanfaatan blog untuk pembelajaran di sekolah bahwa blog dijadikan sebagai wadah antara guru dan peserta didik, mampu meningkatkan minat baca serta tulis bagi peserta didik, mudah diakses kapan dan di manapun, memudahkan pembelajaran jarak jauh. Dari segi lain juga hal ini sabagai sarana untuk berkomunikasi dengan berbagai wilayah untuk mengetahui informasi, selain itu tujuan dari pembiasaan menulis dari blog juga bisa membantu peserta didik untuk menyalurkan bakat menulis baik baik bentuk tulisan fiksi maupun non fiksi sebagai bentuk kemandirian peserta didik untuk bekecimpung di dunia tulis secara digital. Jika dikaitkan dengan pembelajaran melalui blog maka hal ini juga bisa melatih peserta didik menuliskan jurnal harian dalam proses pembelajaran yang mereka dapatkan sebagai jurnal yang menunjukkan pemahaman yang lebih baik dan juga sebagai seorang guru juga bisa menjadikan bahan untuk observasi karakteristik peserta didik melalui gaya bahasa dalam penulisan blog. Hal ini juga bisa menjadikan bahan referensi jejak digital peserta didik di era globalisasi seperti saat ini. Catatan jurnal yang dimaksudkan ini dapat menangkap serta merekam, pribadi dari peerta didik dengan pemikiran-pemikiran, melebihi kesan yang dirasakan sepeti halnya dalam suatu fotograf serta dapat memberikan keterangan atau informasi terperinci yaitu sejenis informasi yang justru tidak dapat diberikan bahkan dielakkan oleh kamera, alat perekam atau oleh alat lain.

Mengkritisi dari blog untuk pembelajaran siswa yang perlu diperhatikan untuk selain untuk meningkatkan literasi menulis juga bisa meningkatkan dalam hal literasi membaca. Menurut Soedarso (2005) menyebutlan bahwa membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: penggunaan pengertian dan khuyalan, mengamati serta mengingat-ingat. Dapat diingat Kembali bahwa tujuan dari membaca diantaranya adalah untuk memperoleh informasi, pemahaman, kesenangan, memperoleh ilmu pengetahuan serta nengoreksi (mempertanyakan Kembali fakta bacaan). Jadi peran guru dalam era digitalisasi pada proses pembelajaran melalui blog tidak bisa dipisahkan dengan literasi yang yang penting untuk kemajuan literasi dan juga sebagai salah satu Gerakan Literasi Indonesia,

 Dalam peranan blog tersebut juga dapat ditambahkan pendidikan karakter terkait bagaimana cara mengakses dan menggunakan blog yang baik dan benar. Adanya IPTEK dalam dunia Pendidikan pasti ada dampak yang sangat terasa bagi pengguna sendiri. Dampak positif peserta didik akan lebih mudah mencari informasi yang diinginkan serta peserta didik lebih melek teknologi. Namun dampak negatif ada blog ini adalah semakin marak budaya copy paste, peserta didik akan enggan mencari informasi dari sumber lain seperti buku karena informasi mudah didapat dari blog.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait