Kudus, Jowonews.com– Perayaan tradisi Dandangan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih kurang lengkap karena sampai saat ini belum tersedia fasilitas toilet umum. Akibatnya, banyak pengunjung yang kecele karena kesulitan mencari tempat buang hajat.
Salah satu pengunjung yang mengeluhkan hal itu, yakni Vina mengaku kesulitan meskipun berputar-putar mencarinya, namun tidak menemukan fasilitas toilet umum. Akhirnya, dia pun menuju masjid menara untuk menuntaskan hajat.
“Susah, gak ada toilet umumnya. Event seperti itu, kan harusnya disediakan toilet pertabel di beberapa titik, biar pengunjung dari luar daerah tak kebingungan,” ujarnya di Kudus, Kamis (11/6).
Selain minim fasilitas umum, menurut dia, hal yang perlu ditata adalah arus lalu lintas. Dikatakan, akan lebih nyaman jika sepanjang jalan di jalur pedagang kaki lima (PKL), dibuat jalur pedestrian. “Kemarin sudah jalan minggir, tapi masih hampir ketabrak motor. Kan bisa lebih nyaman klau jalurnya dibuat khusus pejalan kaki,” katanya.
Minimnya fasilitas umum, semisal toilet, diakui oleh asisten II Setda Kudus, Budi Rakhmat. Menurut dia, pihak Pemkab memang belum mempunyai toilet portabel. “Kita memang belum punya failitas itu,” ucapnya.
Kendati demikian, dikatakan, sebelum even Dandangan dimulai pihaknya sudah berusaha untuk meminjam dari daerah sekitar yang memilikinya. “Namun, sampai Dandangan digelar, usaha kami belum membuahkan hasil,”
katanya.
Oleh karena, ia berharap kepada masyarakat sekitar untuk bisa saling berbagi ‘kamar mandi’ dengan para pedagang atau pengunjung Dandangan. “Kami harap ada saling pengertian, agar semuanya bisa nyaman,” tuturnya.
Seorang pedagang mainan anak dan celengan berbahan gerabah, Karsono, mengatakan ia sudah berjualan di Dandangan sekitar tujuh kali. Menurut dia, tiap tahun memang tak disediakan fasilitas toilet umum oleh
panitia.
“Dari dulu memang gak ada. Saya kalau mau ke tolitel biasanya yang ada di pangkalan menara sana,” kata pedagang yang membuka lapak di sekitar perempatan Menara itu.
Lain halnya dengan pengakuan lainnya, Sunarto. Menurut pedagang yang membuka lapak di tengah jembatan Kali Gelis, Jalan Sunan Kudus, itu ia biasa menggunakan tolilet di perkampungan yang tak jauh dari lokasinya berjualan.
“Numpang ke rumah warga, ada yang buka jasa toilet umum. Sekali masuk bayar Rp2 ribu,” ucapnya.
Pelaksana tugas Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kudus Sudiharti mengakui, fasilitas tersebut menjadi kewenangannya Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kudus. “Koordinasi sudah dilakukan, termasuk penyediaan fasilitas tersebut,” ujarnya. (JN04)