KENDAL, Jowonews.com – Kalangan Dewan menargetkan pembuatan perda tentang madrasah diniyah (Madin) rampung tahun ini. Meski sudah berjalan satu tahun lebih perda tersebut hingga kini belum rampung. Pembahasan perda sempat mandek saat helatan pilkada digelar pada 2015 lalu.
Sekretaris Komisi D DPRD Mohammad Zaenudin mengaku optimistis perda madin bisa dirampungkan tahun ini. Pihaknya yakin semua fraksi bisa menerima perda yang bertujuan meningkatkan kualitas madin.
“Jika bukan pemkab yang memikirkan madin siapa lagi toh madin telah banyak memberi manfaat kepada masyarakat,” ujar Zaenudin.
Zaenudin menilai selama ini perhatian pemerintah terhadap madin sangat minim. Kesejahteraan guru madin sangat memprihatinkan. Gaji guru madin hanya berkisar antara Rp100 ribu – Rp150 ribu per bulan. Para guru hanya mengandalkan iuran bulanan dari para siswa.
Dikatakan ada empat hal yang ingin diperjuangkan dalam perda madin yakni pengakuan terhadap madin, bantuan operasional kepada madin, pemberian insentif kepada guru madin layaknya BOS dan pengakuan ijazah madin.
“Jika empat hal itu bisa disetujui nasib madin dan gurunya Insya Allah makin baik,” ujar Zaenudin.
Lebih lanjut Zaenudin menjelaskan saat ini di Kendal ada sekitar 600 madin dan menampung sekitar 100 ribuan siswa. Jika perda itu disahkan aumsinya tiap guru bakal mendapat dana operasional sebesar Rp200 ribu per bulan. Dia yakin dana APBD sebesar 20 persen masih bisa dialokasikan untuk membantu madin. (jn09/jn03)
