Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Petani Durian Candimulyo Perangi Praktik Ijon

MAGELANG, Jowonews.com – Para petani durian yang tergabung dalam Asosiasi Masyarakat Petani Buruh dan Pedagang Durian Candimulyo (Amrih Dadi Mulyo) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ingin memerangi praktik ijon, terutama sistem kontrak musiman.

Penanggung jawab Amrih Dadi Mulyo, Puguh Djaka Sulistya, di Magelang, Minggu, menilai sistem kontrak musiman lebih parah daripada ijon saat durian masih berbentuk bunga maupun sistem kontrak tahunan.

Ia mencontohkan kontrak lima musim, pelaksanaanya bisa lebih dari 5 tahun bila hasil panen tidak sesuai dengan harapan pengontrak. Satu kali musim tersebut tidak dimasukkan hitungan kontrak.

Menurut dia, petani Candimulyo mengijonkan pohon duriannya, antara lain karena tidak memiliki modal dan akses ke lembaga keuangan untuk biaya pemeliharaan tanaman.

Selain itu, tidak memiliki keterampilan memelihara, tidak punya cukup waktu untuk memelihara, dan tidak mau mengambil risiko gagal panen.

Pendiri Amrih Dadi Mulyo, Sofyan, mengatakan bahwa sistem bagi hasil antara pengontrak dan petani yang adil. Model pertama, pemilik pohon memperoleh dua pertiga.

“Selebihnya bagian pengontrak dengan syarat hasil panen durian dibeli oleh pengontrak dengan harga yang layak,” katanya.

Model kedua, sistem bagi hasil paro, yakni pemilik pohon 60 persen, pengontrak 40 persen tanpa syarat harus dibeli.

Menurut Puguh, mulai tahun depan, Amrih Dadi Mulyo bakal mengontrak pohon durian milik anggotanya. Asosiasi akan memberikan 60 persen dari keuntungan bersih hasil penjualan durian kepada pemilik pohon.

Sisa keuntungan sebesar 40 persen, kata dia, menjadi milik asosiasi yang akan digunakan untuk menggerakkan roda organisasi, pemupukan modal, dan pelayanan kepada anggota.

“Pola ini akan memberi manfaat secara lebih adil bagi pemilik dan penggarap sekaligus menjamin produktivitas tanaman duriannya,” katanya.

Ia menyebutkan jumlah pohon durian produktif di wilayah Candimulyo sekitar 18.000 pohon. Sekitar 40 persen di antaranya di Desa Kebonrejo, Kembaran, dan Tegalsari yang dijadikan rintisan kawasan durian terpadu.

Puguh mengatakan bahwa Bank Jateng telah memberikan bantuan bibit 9.000 batang varietas unggul yang meliputi susu molek, dandang sariti, dan jawangsa.

Untuk memerangi praktik ijon, kata dia, pihak perbankan akan menyediakan sejumlah dana sesuai dengan kebutuhan asosiasi.

“Kontrak pohon durian dengan para petani dalam bentuk kerja sama bagi hasil,” katanya. (Jn16/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...