Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Prof Lutfi Tambah Deretan Guru Besar Undip

SEMARANG, Jowonews.com – Undip menambah seorang guru besar pada Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) sehingga menambah deretan guru besar yang dimilikinya.

“Jumlah guru besar yang kami miliki menjadi 105 orang,” kata Wakil Rektor I Undip Prof Muhammad Zainuri, usai pengukuhan Prof Luthfi Djauhari Mahfudz di Auditorium Undip Semarang, Selasa (29/11).

Zainuri menjelaskan sebenarnya jumlah guru besar masih aktif yang dimiliki Undip sekarang ini ada 107 orang, namun dua guru besar di antaranya dipercaya memimpin lembaga pemerintah. Diantaranya Prof Arief Hidayat yang dipercaya menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan Prof Muhammad Nasir sekarang ini menjabat sebagai Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

“Yang masih proses ada sembilan orang (calon guru besar, red.). Berkas-berkasnya sudah siap. Insya Allah kami akan tuntaskan Desember nanti,” kata Profesor Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) itu.

Menurutnya, kehadiran Prof Luthfi akan semakin memperkuat kajian keilmuan di FPP dan Undip, seiring dengan pelaksanaan sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH). Sebagai PTN-BH, diakuinya, tantangan yang dihadapi Undip akan semakin besar, terutama dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan, seperti publikasi jurnal ilmiah internasional. “Sepanjang 2015-2016 ini, sudah ada 368 jurnal ilmiah internasional. Targetnya, sebenarnya 300 jurnal, tetapi ternyata melampaui target. Tahun depan, semestinya lebih banyak,” pungkasnya.

Rektor Undip Prof Yos Johan Utama mengakui banyak guru besar yang akan memasuki masa pensiun sehingga diperlukan kehadiran guru-guru besar baru untuk memperkuat kajian keilmuan Undip. “Kalau untuk doktor, kami ada 500-an orang. Ya, kami dorong terus. Dosen kami yang (melanjutkan, red.) berkuliah di Undip dibebaskan biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP),” imbuhnya.

Sementara itu, Prof Luthfi pada kesempatan itu menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Pemanfaatan Limbah Untuk Pakan Unggas Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Industri Perunggasan”. “Selama ini, bahan baku pakan sekitar 80 persennya masih impor. Ini menjadikan industri perunggasan di Indonesia kurang bisa bersaing secara global dan memiliki ketergantungan,” tandasnya. (jn19/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...