Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Pencegahan Radikalisme Masuk Kurikulum Sekolah

SEMARANG,Jowonews.com –  Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Latihan (Balitbang dan Diklat) Kementerian Agama H Abdurrahman Mas’ud mengatakan, lembaga yang dipimpinnya menjadi counter ekstremisme sebelum terjadi peristiwa dan setelah terjadi peristiwa di Indonesia.

Penelitian terakhir menyatakan Balitbang telah melakukan penelitan persepsi responden terhadap 80 orang di tiap provinsi.

“Indonesia masih memiliki indeks yang stabil dalam kerukunan umat beragama dalam angka 85 % lebih. Hal ini menunjukkan citra positif  Nusantara di muka dunia bahwa Indonesia ini masih aman dan stabil,” katanya dalam pidato Stadium General ‘’Seputar Isu Aktual Kontemporer yang Mengancam NKRI’’ di Pascasarjana UIN Walisongo, Semarang, belum lama ini.

Mas’ud mengawali pembahasan tentang keberadaan Indonesia di era kampung dunia (globalisasi).

Menurutnya banyak paham dan ideologi yang berkembang pesat masuk ke Indonesia, ada madzhab kanan, kiri dan tengah atau moderat. ‘’Golongan terakhir inilah yang menjadi mayoritas namun mereka menjadi komunitas mayoritas yang diam. Mereka inilah yang menjadi citra Islam di Nusantara ini yaitu smilling Islam, Islam yang santun, damai di antaranya Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan pesantren,” katanya.

Namun demikian, paham radikal bukan berarti tidak bisa bergerak. “Radikalisme bisa lahir di mana pun,” kata Direktur Pascasarjana IAIN Walisongo periode 2001-2005 itu.

Radikalisme kata Mas’ud bisa masuk dalam kurikulum sekolah bahkan di madrasah sekalipun.

“Peredaran ajaran-ajaran ekstrem ini harus dicegah. Namun pada dasarnya pemerintah tidak melarang paham apapun berkembang dan masuk di Indonesia. Yang tidak boleh adalah mendakwahkan ajaran yang meresahkan masyarakat misalnya seperti kasus Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar),”  katanya.

Ia menjelaskan bahwa pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan yang masih mengajarkan prinsip-prinsip moderasi sebagai counter extremisme. Nilai toleransi, kerukunan, kekeluargaan, kemandirian, dan akhlak mulia menjadi titik tekan pendidikan yang disampaikan pada santri.

Kuliah umum ini menjadi bagian dari pelaksanaan orientasi penerimaan mahasiswa baru pascasarjana UIN Walisongo program magister dan doktoral.(jn01/jn16)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...