Jowonews

Logo Jowonews Brown

RasenBallsport Leipzig, Tim Kejutan dari Jerman Timur

LEIPZIG, Jowonews.com – Sebagian publik sepakbola di Jerman menganggap RasenBallsport Leipzig lumpur yang mencemari Bundesliga. Aksi kecam terhadap tim yang baru saja naik kasta dari divisi dua itu datang dari berbagai penjuru, terutama dari suporter klub yang bakal menjadi lawannya.

Jelang laga kandang kontra Borussia Dortmund misalnya, suporter tim tamu melakukan boikot. Penolakan juga datang dari pendukung klub Jerman lainnya, seperti Hansa Rostock, Union Berlin, Dynamo Dresden, dan lainnya kala klub kesayangan mereka akan menghadapi RB Leipzig. Kemunculan RB Leipzig memang membuat gusar persepakbolaan Jerman. Klub ini baru dibentuk 7 tahun silam, tepatnya pada 19 Mei 2009.

Namun saat ini, RB Leipzig kini sudah menapak kasta tertinggi, bahkan berada di puncak klasemen dengan mengungguli Bayern Munchen hingga pekan ke-11 ini, dengan 27 poin, unggul 3 angka dari Bayern Munchen dengan 24 poin.

Lalu mengapa seakan klub ini jadi musuh bersama? Alasannya adalah faktor Red Bull, produsen minuman energi terkemuka dunia itu itu dianggap hanya menjadikan RB Leipzig sebagai alat marketing dan berpotensi merusak nilai-nilai sepakbola Jerman yang memang terkenal kolot.

Tak hanya meneriakkan yel-yel caci-maki atau membentangkan spanduk penolakan, ada pula yang melakukan aksi anti-Leipzig dengan lebih ekstrim: melemparkan penggalan kepala banteng yang berlumuran darah ke tengah lapangan.

Perlu diketahui, kepala banteng adalah logo kebanggaan Red Bull yang memang cukup digdaya di ranah olahraga dengan kekuatan uangnya.  Selain itu RB yang diletakkan di depan nama Leipzig pun ditengarai sebagai inisal dari perusahaan asal Austria yang berdiri sejak 1987 itu.

Sejarah RB Leipzig berasal dari klub gurem yang beredar di Divisi 5 bernama SSV Markranstadt. Dietrich Mateschitz, pemilik Red Bull, mengakuisisi klub yang dibentuk pada 1990 tersebut. Markranstadt pun dipermak habis-habisan dan lahirlah RB Leipzig dengan dukungan finansial yang cukup besar.

Kelahiran RB Leipzig juga kerap dipandang dengan kaca mata politis. Klub ini dianggap sebagai representasi kebangkitan sepakbola di Jerman Timur atau yang dulu dikenal dengan sebutan Republik Demokratik Jerman sebelum reunifikasi dengan Jerman Barat pada 1990. Setelah Energie Cottbus terdegradasi dari Bundesliga pada musim 2009/2010, tidak ada lagi wakil dari Jerman Timur yang berkiprah di level paling terhormat liga Jerman itu. Di tahun yang sama, lahirlah RB Leipzig yang langsung menghentak pada debutnya di Bundesliga musim 2016/2017 ini.

Dalam sejarah, perjalanan RB Leipzig menapaki kompetisi di Jerman terbilang sangat cepat. Memulai kiprahnya dari NOFV-Oberliga Sud atau setara dengan Divisi 5, hanya sedikit ganjalan yang menghalangi jalan klub berjuluk Die Roten Bullen atau The Red Bulls alias Si Banteng Merah ini untuk melahap tahap demi tahap dalam tempo relatif cepat.

Saat ini, dengan komando pelatih berusia 49 tahun, Ralph Hasenhuttl, RB Leipzig tak sekadar menjadi kuda hitam di Bundesliga. Sebelum RB Leipzig, ada beberapa klub yang semula berstatus gurem pernah melakukannya di masa lalu. Yang paling fenomenal tentu saja kisah heroik Kaiserslautern pada musim 1997/1998 lalu.

Klub tua yang lahir pada 2 Juni 1900 itu langsung meraih trofi juara Bundesliga dengan status tim promosi. Hanya saja, tak seperti RB Leipzig, Kaiserslautern memang bukan tim debutan di liga tertinggi tersebut. Bahkan, Die Roten Teufel sebelumnya sudah pernah 3 kali menjadi kampiun, yakni musim 1950/1951, 1952/1953, dan 1990/1991.

Sebelumnya, SC Paderborn 07 dan TSG 1899 Hoffenheim, sempat pula membuat kejutan. Paderborn bahkan melesat ke puncak klasemen Bundesliga di awal musim 2014/2015 sebelum akhirnya mengakhiri kompetisi sebagai juru kunci. Adapun Hoffenheim yang tampil perdana di Bundesliga pada musim 2008/2009 dan langsung meramaikan papan atas di tahun debutnya itu hingga akhirnya finish di urutan ke-7.  Kita nantkan apakah RB Leipzig mampu menjadi era kebangkita sepakbola Jerman Timur. (jn03)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...