Oleh : Nuni Afnyya
Perjuangan pendidikan tanpa melihat sudut pandang dari suku, etnis, kultur, status sosial, agama, dan lain-lain. Ada beberapa tokoh pendidikan yang ikut berkontribusi dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia seperti R.A Kartini, Ahmad Dahlan, Budi Utomo, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka semua adalah pahlawan pendidikan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Na
Manusia dianugerahi akal dan budi sejak lahir yang membedakan dari hewan. Konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara dipilih menjadi revolusi pendidikan nasional karena mun pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dipakai sebagai dasar perjuangan pendidikan di Indonesia.
Guru merupakan berasal dari bahasa jawa yaitu diguu lan ditiru yang diharapkan dapat memberikan contoh teladan yang baik pada peserta didik. Untuk itu guru dapat menerapkan sistem Among yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, ada tiga hal yang dapat kita ambil dalam sistem among yang pertama ing ngarso sung tulodho artinya di depan memberikan contoh, guru dapat memberikan contoh teladan yang baik untuk peserta didiknya dengan penerapan pembiasaan yang baik pada peserta didik dapat menghindari hal-hal yang buruk agar tidak terjadi pada peserta didik.
Yang kedua Ing Madya Mangun Karso yang artinya ditengah dapat membangun, sebagai guru diharapkan dapat membangun karakter anak dengan menuntun anak menuju hal-hal yang baik yang dapat mengembangkan potensi anak. Guru dapat menggali potensi anak sesuai karakteristiknya agar mereka mendapatkan hak merdeka belajar mereka. Yang ke tiga Tut Wuri Handayani yang artinya dibelakang menjadi pendorong, sebuah kendaraan tidak akan bergerak jika tidak ada dorongan, guru dapat menjadi pendorong penyemangat peserta didik dalam mencapai kodratnya.
Mendukung dan mengarahkan peserta didik menggali potensi, selain itu mengapresiasi setiap hal yang dilakukan peserta didik hal itu agar anak tidak minder atau rendah diri menghadapi anak-anak lain. Selain itu pembelajaran menurut Ki Hajar Dewantara juga mengajarkan bahwa pembelajaran itu ada tiga aspek yaitu wiraga, wicipta dan wirama ini ada kaitannya dengan teori belajar kognitif Piaget bahwa peserta didik belajar sesuai dengan usianya dimana usia tersebut menentukan kemampuan anak.
Maka dari itu guru juga berperan untuk membimbing dan mengawasi peserta didik agar dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak sesuai dengan kebutuhan peserta didik yaitu tujuan utamanya untuk belajar. Orang tua juga berperan penting untuk memberikan perhatian pada anak agar anak mendapatkan kasih sayang yang dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak.
Lingkungan sekitar juga menjadi faktor perkembangan anak untuk mendapatkan pembelajaran dari lingkungan anak belajar bersosialisasi dengan masyarakat setempat berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Karena konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara menghubungkan antara pendidikan, kebudayaan, dan sosial yang saling berkaitan untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan yang sebenarnya dan mempersiapkan anak untuk menghadapi segala bentuk tantangan-tantangan pada masa yang akan datang.
Referensi:
Bukhari, Umar. 2010. Ilmu pendidikan Islam Jakarta: Amzah. Hal. 59-60
Raharjo, Suprapto. Biografi singkat Ki Hajar Dewantara. Hal. 85
Wawan, eko. Komsep belajar menurut Ki Hajar Dewantara dan Relecansinya dengan pendidikan Agama Islam.: Jurna pendidikan: hal. 70