Jowonews

Sejarah Getuk Goreng Sokaraja Banyumas, Kuliner Manis Gurih Ini Dulunya Gratis

Selain Soto Sokaraja, Kabupaten Banyumas juga memiliki kuliner lezat lainnya, yakni Getuk Goreng Sokaraja. Kuliner lezat memiliki perpaduan rasa gurih dan manis.

Konon, pada zaman dahulu, masyarakat Banyumas tidak manjadikan nasi sebagai makanan utama mereka. Namun, mereka mengonsumsi umbi-umbian sebagai makanan setiap hari. Setidaknya demikian dikatakan Penulis dan juga budayawan Ahmad Tohari.

Dikatakannya, dulu, sebelum masyarakat Banyumas mengenal sistem irigasi, kebun singkong sangat mudah ditemukan pedesaan. Banyak makanan berbahan dasar olahan singkong bermunculan, termasuk getuk.

Seiring waktu, makanan getuk mengalami transformasi. Bahkan, makanan ini terus mengalami inovaasi pengolahan, salah satunya dengan cara digoreng, hingga akhirnya terciptalah getuk lezat bernama “Getuk Goreng”.

Di Sokaraja, wilayah Banyumas, hidangan getuk goreng memiliki sejarah panjang dan keberadaannya masih bertahan hingga saat ini. Seperti apa sejarah Getuk Goreng Sokaraja Banyumas?



Sejarah Getuk Goreng Sokaraja

Getuk goreng ini pertama kali dibuat pada tahun 1918. Cemilan ini pertama kali dibuat Sanpirngad, ia biasa berjualan nasi rames.

Siapa sangka getuk goreng ini awalnya dibuat karena dagangan Sanpirngad tidak laku dan sering dibuang begitu saja. Getuk goreng ini awalnya ditawarkan secara gratis di warungnya. Tak disangka ternyata getuk goreng banyak peminatnya. Hanya dalam waktu 6 tahun, getuk goreng ini tidak lagi dijual gratis.

Saat melewati Sokaraja, banyak papan petunjuk Getuk Goreng Asli H. Tohirin di sepanjang Jalan. H. Tohirin merupakan menantu Pak Sanpirngad yang melanjutkan usaha getuk gorengnya. Saat ini ada beberapa cabang yang dibuka oleh keturunan H. Tohirin.

Seperti apa rasanya getuk goreng? Bagaimana bisnis tersebut dapat diturunkan dari generasi ke generasi dan bertahan meskipun berbagai macam makanan kekinian bermunculan.

BACA JUGA  Soto Sangka Banyumas, Kelezatan yang Telah Melegenda Sejak Zaman Kolonial Belanda

Rasa getuk goreng tentu semanis dan legit seperti halnya getuk pada umumnya. Bedanya, getuk goreng bagian luarnya agak asin renyah di bagian luar karena adanya terpung dipermukaan luarnya. Selain itu, proses penggorengan juga membuat getuk lebih awet. Hal ini membuat getuk goreng cocok untuk oleh-oleh. Khususnya untuk oleh-oleh wisatawan mancanegara. Meski dibawa sebagai oleh-oleh dengan perjalanan berjam-jam, getuk goreng tidak basi.

Bahan-bahan untuk membuat getuk goreng mudah ditemukan. Seperti getuk pada umumnya, bahan utama getuk goreng adalah singkong. Dan di Sokaraja, kita bisa dengan mudah menemukan tanaman singkong. Apalagi dulunya singkong merupakan makanan utama. Singkong tersebut kemudian dikukus dan dihaluskan sebelum dicampur dengan bahan lain.

Kedua, bahan yang membuat getuk goreng manis adalah gula jawa. Warna coklat pada getuk goreng ini juga karena penggunaan gula merah. Tentu saja, cokelat di bagian luar getuk goreng itu karena proses penggorengan.

Setelah semua bahan diuleni hingga tercampur, adonan dibentuk menjadi potongan-potongan kecil. Langkah terakhir sebelum menggoreng, adonan dicelupkan ke dalam tepung terlebih dahulu. Goreng dalam minyak yang banyak dan panaskan sampai berwarna cokelat keemasan.

Getuk goreng yang telah matang dikemas dalam besek kecil. Siap dibawa untuk oleh-oleh keluarga di rumah.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait